Perkembangan teknologi blockchain yang pesat membawa dampak disruptif terhadap berbagai sektor, termasuk akuntansi dan audit. Teknologi ini menawarkan karakteristik unik seperti desentralisasi, transparansi, dan kekekalan (immutability) data, yang berpotensi mentransformasi praktik audit tradisional yang bersifat periodik dan sampel menjadi audit yang berjalan secara real-time atau berkelanjutan. Namun, transformasi ini tidak hanya menuntut perubahan teknis, tetapi juga evolusi signifikan dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh akuntan dan auditor, serta menghadapi berbagai tantangan implementasi. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis literatur terkini mengenai dampak teknologi blockchain terhadap praktik audit, kompetensi akuntan, dan tantangan adopsinya. Menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR), 33 artikel relevan dari basis data Scopus (2021-2025) dianalisis secara tematik berdasarkan tiga pertanyaan penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa blockchain memfasilitasi pergeseran menuju audit real-time atau berkelanjutan melalui fitur transparansi, kekekalan data, akuntansi triple-entry, dan otomatisasi via smart contracts. Adopsi blockchain menuntut akuntan dan auditor menguasai kompetensi teknis baru (pemahaman blockchain/DLT, analisis data, keamanan siber) dan non-teknis (pemikiran kritis, adaptabilitas, etika digital). Namun, adopsi luas terhambat oleh tantangan signifikan meliputi aspek teknologi (kompleksitas, skalabilitas, integrasi), regulasi (ketidakpastian, kurangnya standar), organisasi (biaya, resistensi, kurangnya keahlian), dan etis. Kesimpulannya, blockchain berpotensi mentransformasi audit, tetapi memerlukan adaptasi kompetensi profesi dan solusi atas hambatan yang ada.
Copyrights © 2025