Praktik tradisional pasca melahirkan diyakini penting bagi kesehatan ibu dan bayi di hampir semua daerah di Indonesia. Makna budaya dan sosial yang mendalam melekat pada praktik yang berkaitan dengan perilaku, aktivitas, dan kepercayaan dan tradisional yang berbeda-beda di setiap wilayah. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan beragam interpretasi terhadap praktik tradisional pasca melahirkan oleh masyarakat. Di Pulau Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kepercayaan dan praktik asuhan kebidanan ibu pasca melahirkan belum banyak terdokumentasikan. Peristiwa eksistensial ini mempengaruhi kesehatan ibu dan perawatan bayi baru lahir. Penelitian ini menggunakan desain etnografi yang bertujuan untuk mendeskripsikan kepercayaan dan praktik tradisional pasca melahirkan dalam konteks sosiokultural di daerah pedesaan (dua desa) di wilayah kerja Puskesmas Weliman dan Puskesmas Alas, di Pulau Timor Kabupaten Malaka NTT. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari – Juli 2019. Komite Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangg. Metode analisis data kualitatif enam langkah digunakan. Tiga tema muncul dari praktik tradisional pasca melahirkan: 1) Tradisi pengurungan di dalam rumah setalah melahirkan (hatuka ha’i); 2) Mengurangi pekerjaan rumah tangga; 3) Larangan berhubungan seks. Variasi kepercayaan dan tradisi pasca melahirkan dipengaruhi oleh konteks sosiokultural setempat. Perubahan fisiologis pada ibu mendasari berbagai kepercayaan, ritual dan praktik pada periode pascakelahiran. Praktik-praktik ini seringkali menyebabkan ibu nifas tidak mengakses layanan kesehatan pasca melahirkan. Bidang ini memerlukan penelitian yang lebih sensitif secara budaya dan sistematis untuk memberikan asuhan kebidanan pasca melahirkan yang sensitif secara budaya.
Copyrights © 2024