Studi ini meneliti dinamika pelestarian arsitektur tradisional Melayu Deli di tengah pesatnya modernisasi pariwisata urban di Medan, mengonseptualisasikannya sebagai ruang sosial tempat identitas, budaya, dan ekonomi berinteraksi dan terus dinegosiasikan. Isu ini penting karena modernisasi tidak hanya mengubah bentuk fisik bangunan tetapi juga menggoyahkan makna simbolis dan kesadaran kolektif komunitas Melayu Deli mengenai warisan budaya mereka. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi berorientasi hermeneutik, penelitian ini berupaya menafsirkan pengalaman hidup dan refleksi makna dari para aktor yang terlibat—termasuk arsitek, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat budaya, dan penduduk lokal—dalam upaya mereka menyeimbangkan pelestarian budaya dan tuntutan modernitas. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen, yang melibatkan dua belas partisipan yang dipilih secara purposif. Data kemudian dianalisis secara tematis menggunakan perangkat lunak NVivo 12 Plus. Temuan-temuan ini mengungkap tiga pola makna yang saling terkait: pertama, modernisasi dianggap sebagai sumber ambivalensi, yang membangkitkan kebanggaan sekaligus rasa kehilangan; kedua, habitus arsitektur komunitas Melayu Deli menunjukkan fleksibilitas sekaligus tetap berakar kuat pada nilai-nilai spiritual dan komunal; dan ketiga, identitas lokal terus dinegosiasikan dalam ruang pariwisata yang semakin saling terhubung dalam skala global. Temuan-temuan ini menekankan bahwa pelestarian budaya tidak dapat direduksi hanya menjadi konservasi bentuk-bentuk fisik, tetapi juga harus mencakup perlindungan makna sosial dan kesadaran simbolis yang tertanam di dalamnya. Secara teoretis, studi ini memperluas wacana tentang habitus dan identitas sosial dengan memasukkan dimensi spasial ke dalam proses negosiasi budaya. Secara praktis, studi ini berkontribusi pada pengembangan kebijakan pelestarian yang lebih partisipatif, kontekstual, dan berlandaskan budaya, khususnya relevan untuk lingkungan perkotaan multikultural seperti kota Medan.
Copyrights © 2025