Keberhasilan pemberian ASI eksklusif enam bulan pertama sangat dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial. Di wilayah metropolitan Jabodetabek, tingginya mobilitas, tekanan kerja, dan minimnya dukungan pasca-persalinan menyebabkan banyak ibu mengalami kesulitan menyusui, seperti pelekatan yang tidak tepat, bendungan payudara, serta penurunan produksi ASI. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan mengoptimalkan keberhasilan ASI eksklusif melalui implementasi homecare pijat oksitosin dan konseling laktasi bagi ibu nifas. Kegiatan dilaksanakan selama enam minggu pada 31 ibu nifas dengan dua kali kunjungan rumah, dua sesi tele-counseling, dan satu kali sesi pemantauan. Metode intervensi mengintegrasikan pendekatan fisiologis (pijat oksitosin) dan edukatif (konseling laktasi) berdasarkan prinsip WHO–UNICEF serta komunikasi konseling GATHER. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan ibu dan self-efficacy menyusui, peningkatan pelekatan benar, serta penurunan keluhan bendungan dan nyeri payudara hingga 50%. Faktor keberhasilan didukung oleh keterlibatan pasangan, pendekatan berbasis rumah, serta tele-follow-up yang memungkinkan pemantauan berkelanjutan. Program ini terbukti efektif, aman, murah, dan sesuai diterapkan di lingkungan perkotaan padat seperti Jabodetabek. Model homecare terintegrasi ini direkomendasikan untuk direplikasi di jejaring puskesmas dan rumah sakit dengan dukungan kebijakan kerja ramah laktasi guna memperkuat keberlanjutan ASI eksklusif di wilayah urban.
Copyrights © 2025