Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit infeksi dengan angka kejadian dan kematian yang tinggi di Indonesia, terutama pada kelompok usia anak dan balita. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dalam terapi ISPA dapat menyebabkan resistensi bakteri, peningkatan biaya perawatan, dan menurunkan efektivitas pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap dengan ISPA di salah satu rumah sakit di Kota Bandung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif non-eksperimental dari data rekam medis pasien periode Januari–Maret 2025. Sebanyak 201 data pasien dianalisis berdasarkan karakteristik demografis, golongan dan jenis antibiotik, rute pemberian, serta diagnosis klinis. Hasil menunjukkan bahwa pasien laki-laki mendominasi (56,72%), dan kelompok usia balita (0–5 tahun) merupakan kelompok terbanyak (83,08%). Golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah sefalosporin generasi ketiga (62,00%), terutama Cefotaxime (40,80%) dan Ceftriaxone (15,42%). Rute intravena digunakan pada 68,7% pasien dengan efektivitas terapi mencapai 100%. Diagnosis terbanyak adalah Bronkopneumonia (80,6%). Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik di rumah sakit tersebut sudah sesuai dengan kondisi klinis pasien, meskipun diperlukan evaluasi berkala untuk mencegah resistensi antibiotik.
Copyrights © 2025