Pendahuluan: Asupan yodium yang cukup melalui konsumsi garam beryodium penting untuk mencegah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), namun distribusi dan konsumsinya di Indonesia masih menjadi tantangan, termasuk di daerah penghasil garam seperti Kelurahan Bontorannu. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku masyarakat dalam pemilihan dan penyimpanan garam serta dampaknya terhadap ketersediaan dan mutu garam beryodium di rumah tangga. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 100 rumah tangga yang dipilih secara simple random sampling dari total populasi 1.367 rumah tangga. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, observasi langsung praktik penyimpanan, dan yodina test terhadap garam rumah tangga. Teknik analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Fisher’s Exact test. Hasil: Sebanyak 63% memiliki pengetahuan kurang, 71% bersikap negatif terhadap garam beryodium, 71% menganggap harganya mahal, dan 59% merasa sulit memperolehnya. Hanya 28% rumah tangga memiliki garam beryodium. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan, sikap, harga, aksesibilitas, serta kebiasaan memeriksa label dengan ketersediaan garam beryodium (p < 0,05). Hanya 21% rumah tangga menyimpan garam secara ideal, dan terdapat hubungan signifikan antara praktik penyimpanan dengan mutu garam beryodium (p=0,000), dimana mutu garam yang baik seluruhnya berasal dari rumah tangga dengan penyimpanan ideal. Kesimpulan: Perilaku masyarakat dalam memilih dan menyimpan garam berpengaruh terhadap ketersediaan dan mutu garam beryodium. Perlu edukasi berkelanjutan serta peningkatan akses dan keterjangkauan garam beryodium bagi masyarakat. Kata kunci : Garam Beryodium, Penyimpanan Garam, Mutu Garam, Ketersediaan Garam
Copyrights © 2025