Penambangan sedimen laut di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya di sekitar Pulau Karimun Besar, telah menimbulkan permasalahan multidimensi yang mencakup degradasi ekologi, ketimpangan sosial ekonomi, serta ancaman terhadap keamanan maritim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan ekologi dan implikasinya terhadap keamanan maritim non-tradisional dengan menggunakan pendekatan analisis dokumen kualitatif. Data diperoleh dari enam jurnal ilmiah dan laporan kelembagaan seperti BMKG, KLHK, dan IOJI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penambangan pasir laut secara intensif menyebabkan perubahan geomorfologi yang signifikan, termasuk deformasi dasar laut, abrasi pantai, serta penurunan luas mangrove hingga 40% pada periode 2015-2023. Meskipun kegiatan penambangan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar sebesar 20%, daya serap tenaga kerja hanya mencapai 4%, sehingga memunculkan kesenjangan sosial dan konflik horizontal. Kerusakan lingkungan juga memperlemah ketahanan pesisir dan memicu ancaman keamanan non-tradisional seperti penangkapan ikan lintas batas, penyelundupan, dan ketegangan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penambangan sedimen laut di Karimun Besar menunjukkan paradoks pembangunan: ekonomi meningkat namun lingkungan dan keamanan menurun. Untuk mengatasinya, diperlukan tata kelola eco-maritime security yang mengintegrasikan perlindungan lingkungan, keberlanjutan sosial ekonomi, dan koordinasi antar lembaga maritim guna menjaga ketahanan nasional dan Good Order at Sea.
Copyrights © 2025