Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Transformation Caused by Marine Sediment Mining in Karimun Besar Island: A Documentary Analysis and Its Implications for Non-Traditional Maritime Security Agustin, Mayang; Laksdya TNI (Purn) Dr. Widodo, S.E., M.Sc.; Laksma TNI (Purn.) Dr. Ir. Trismadi, M.Si., IPU
International Journal of Education, Vocational and Social Science Vol. 4 No. 04 (2025): September - November, International Journal of Education, Vocational and Socia
Publisher : Cita konsultindo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63922/ijevss.v4i04.2425

Abstract

Marine sediment mining in the Riau Islands Province, particularly around Karimun Besar Island, has created a multidimensional challenge involving ecological degradation, socio-economic disparities, and maritime security concerns. This study aims to analyze the ecological transformation and its implications for non-traditional maritime security using a qualitative documentary analysis approach. Data were obtained from six scientific journals and institutional reports from BMKG, KLHK, and IOJI. The results reveal that intensive sand extraction has caused significant geomorphological changes, including seabed deformation, shoreline erosion, and mangrove degradation of up to 40% between 2015 and 2023. Although mining activities have increased local household income by approximately 20%, labor absorption remains minimal at only 4%, leading to social inequality and community tension. Furthermore, environmental damage has weakened coastal resilience and triggered non-traditional security threats such as cross-border fishing, smuggling, and local conflicts. The study concludes that marine sediment mining in Karimun Besar represents a paradox of development economic gains coexist with ecological and security degradation. To address this issue, Indonesia must adopt an eco-maritime security governance model that integrates environmental protection, socio-economic sustainability, and inter-agency maritime coordination to maintain national resilience and Good Order at Sea
Lessons from Xi Jinping's Strategic Leadership in Supporting Maritime Policy in the South China Sea Agustin, Mayang; Soemantri, Asep Iwa; Prakoso, Lukman Yudho; Suwarno, Panji; Pradana, Dimas Gading Arya; Snekubu, Elyakim; Chalizt, Ismaya Kenza; Toelihere, Ivan Fillbert
Indonesian Journal of Applied and Industrial Sciences (ESA) Vol. 3 No. 5 (2024): September 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/esa.v3i5.11454

Abstract

This study analyzes Xi Jinping's maritime policy in the South China Sea with a focus on military power, economic diplomacy, and international law. Xi Jinping uses a militarization strategy through the construction of artificial islands and military infrastructure to strengthen China's territorial claims. In addition, the Belt and Road initiative expands maritime influence through economic cooperation, creating strategic dependencies. This study uses a literature review to compare Xi's maritime policy with previous approaches, and examines its impact on regional tensions, especially with ASEAN countries that have similar claims.
Transformasi Ekologi dan Sosial Akibat Penambangan Sedimen Laut di Pulau Karimun Besar: Analisis Dokumen dan Implikasinya terhadap Keamanan Maritim Non-Tradisional Agustin, Mayang; Widodo, Widodo; Trismadi, Trismadi
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 5 No. 1: Desember 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v5i1.12724

Abstract

Penambangan sedimen laut di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya di sekitar Pulau Karimun Besar, telah menimbulkan permasalahan multidimensi yang mencakup degradasi ekologi, ketimpangan sosial ekonomi, serta ancaman terhadap keamanan maritim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan ekologi dan implikasinya terhadap keamanan maritim non-tradisional dengan menggunakan pendekatan analisis dokumen kualitatif. Data diperoleh dari enam jurnal ilmiah dan laporan kelembagaan seperti BMKG, KLHK, dan IOJI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penambangan pasir laut secara intensif menyebabkan perubahan geomorfologi yang signifikan, termasuk deformasi dasar laut, abrasi pantai, serta penurunan luas mangrove hingga 40% pada periode 2015-2023. Meskipun kegiatan penambangan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar sebesar 20%, daya serap tenaga kerja hanya mencapai 4%, sehingga memunculkan kesenjangan sosial dan konflik horizontal. Kerusakan lingkungan juga memperlemah ketahanan pesisir dan memicu ancaman keamanan non-tradisional seperti penangkapan ikan lintas batas, penyelundupan, dan ketegangan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penambangan sedimen laut di Karimun Besar menunjukkan paradoks pembangunan: ekonomi meningkat namun lingkungan dan keamanan menurun. Untuk mengatasinya, diperlukan tata kelola eco-maritime security yang mengintegrasikan perlindungan lingkungan, keberlanjutan sosial ekonomi, dan koordinasi antar lembaga maritim guna menjaga ketahanan nasional dan Good Order at Sea.