Pertunjukan Sigale-gale merupakan salah satu warisan budaya Batak Toba yang mengalami perubahan signifikan seiring berkembangnya sektor pariwisata di kawasan Danau Toba. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk transformasi yang terjadi pada pertunjukan Sigale-gale, mengidentifikasi unsur tradisional yang masih dipertahankan, serta menganalisis tantangan pelestarian budaya di tengah komodifikasi wisata. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui observasi langsung pada pertunjukan Sigale-gale di Tomok, Samosir, yang dilakukan pada 15 November 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi terjadi pada durasi, penggunaan musik, tata panggung, dan pengemasan visual pertunjukan. Fungsi pertunjukan bergeser dari ritual spiritual menuju atraksi hiburan bagi wisatawan, namun sejumlah elemen budaya seperti penggunaan ulos, narasi legenda Manggale, dan gerak dasar tor-tor tetap dipertahankan sebagai identitas budaya. Transformasi ini menghasilkan bentuk autentisitas baru yang dinegosiasikan antara kebutuhan pariwisata dan nilai-nilai adat. Meskipun memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, perubahan tersebut menimbulkan risiko reduksi makna spiritual Sigale-gale dan berpotensi menjauhkan generasi muda dari pemahaman nilai tradisinya. Penelitian ini menegaskan pentingnya strategi pelestarian yang menyeimbangkan inovasi pertunjukan dengan penjagaan nilai kultural agar Sigale-gale tetap relevan dan bermakna dalam konteks pariwisata modern
Copyrights © 2025