Penelitian ini mengkaji dinamika sosial ekonomi petani tebu di Desa Pandean, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini mengeksplorasi alasan pemilihan tebu sebagai komoditas, akses terhadap pupuk bersubsidi dan modal, serta hubungan patron-klien dalam distribusi hasil panen. Isu-isu yang diangkat dalam studi ini meliputi keterbatasan akses lahan, distribusi subsidi pupuk yang tidak merata, dan ketergantungan petani terhadap pihak ketiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani untuk menanam tebu, serta dampak ekonomi dan sosial yang timbul dari praktik pertanian ini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani memilih tebu karena mudah dirawat, tahan cuaca, dan memiliki potensi keuntungan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan tanaman lain. Namun, keterbatasan kepemilikan lahan membuat banyak petani harus menyewa lahan dan tidak dapat mengakses pupuk bersubsidi. Akibatnya, mereka harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang lebih tinggi. Situasi ini mendorong petani untuk berutang kepada juragan, yang bertindak sebagai perantara dalam distribusi hasil panen. Hubungan patron-klien ini menempatkan petani pada posisi ketergantungan, sehingga mengurangi kemandirian ekonomi mereka. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa usaha tani tebu di Desa Pandean tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh struktur sosial dan ekonomi yang memciptakan pola hubungan dan ketergantungan oleh petani.
Copyrights © 2025