Latar belakang: Gagal ginjal kronis adalah kerusakan ginjal dengan karakteristik progresif dan tidak dapat sembuh kembali. Penyakit ini menyebabkan berkurangnya produksi eritropoetin yang berdampak pada menurunnya hemoglobin dan hematokrit. Tujuan: mengetahui hubungan antara hemoglobin dan hematokrit dengan frekuensi terapi dan lama hemodialisa pasien gagal ginjal kronis. Metode: kuantitatif korelasional dan pendekatan cross-sectional. Jenis data sekunder dengan total sampel 198 sampel. Data berupa hemoglobin dan hematokrit, frekuensi terapi dan lama hemodialisa. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji rank spearman. Hasil: rata-rata hemoglobin laki-laki yaitu 9.57 g/dL sedangkan perempuan yaitu 9.56 g/dL, rata-rata hematokrit yaitu 27, 6%. Sebanyak 97.5% pasien dengan frekuensi hemodialisa 2 kali seminggu. Lama hemodialisa >24 bulan didapatkan pada 46.0% pasien. Hasil analis uji korelasi rank spearman menunjukkan p = 0.832 (p > 0,05) dengan nilai (R) 0.015 antara hemoglobin dengan lama hemodialisa, nilai p=0.826 (p > 0,05) dengan nilai (R) 0.016 antara hemoglobin dengan frekuensi terapi, nilai p=0.909 (p > 0,05) dengan nilai (R) -0.008 antara hematokrit dengan lama hemodialisa, nilai p=0.869 (p > 0,05) dengan nilai (R) 0.012 antara hematokrit dengan frekuensi. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hemoglobin dengan frekuensi terapi dan lama hemodialisa serta tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hematokrit dengan frekuensi terapi dan lama hemodialisa.
Copyrights © 2025