Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi nosokomial tersering yang memerlukan tatalaksana antibiotik yang tepat dan individual. Penelitian ini bertujuan untuk menyalakan terapi antibiotik pada pasien wanita usia 58 tahun yang didiagnosis ISK komplikata di salah satu rumah sakit di Gorontalo. Kajian studi kasus ini menggunakan pendekatan SOAP (Subjektif, Objektif, Penilaian, Perencanaan) dan fokus pada evaluasi klinis pasien dari awal hingga akhir perawatan. Pasien awalnya diberi terapi levofloksasin intravena, namun mengalami reaksi alergi sehingga terapi diganti menjadi seftriakson. Gejala klinis membaik setelah penyesuaian terapi, antibiotik dan kemudian dialihkan ke bentuk sefiksim oral untuk perawatan lanjutan di rumah. Pemberian cetirizine dan metilprednisolon efektif mengatasi reaksi alergi. Studi ini menekankan pentingnya penggunaan terapi empiris yang tepat, identifikasi dini terhadap reaksi obat, serta transisi aman dari terapi parenteral ke oral. Tidak dilakukannya kultur urin menjadi keterbatasan dalam evaluasi. Secara keseluruhan, terapi antibiotik yang diberikan sesuai dan memberikan hasil terapi yang baik.
Copyrights © 2025