Penelitian ini dilatarbelakangi dengan maraknya fenomena penggunaan bahasa campuran dalam komunikasi sehari-hari karena terpengaruh oleh tren yang berkembang di pusat-pusat budaya seperti Jakarta, termasuk penggunaan bahasa JAKSEL. Bahasa anak JAKSEL merupakan bahasa yang sedang tren di kalangan anak muda. Penggunaan bahasa ini adalah pencampuran bahasa lokal dan bahasa JAKSEL, lalu adanya kata yang disingkat, dan penggunaan kata yang dibolak balik. Maraknya penggunaan bahasa JAKSEL merebak sampai luar daerah Jakarta. Selain itu, pengaruh bahasa JAKSEL dapat memberikan tantangan terhadap penggunaan bahasa lokal, dimana generasi muda mungkin lebih memilih menggunakan bahasa campuran. Hal ini dapat mengurangi penggunaan bahasa daerah yang merupakan bagian dari identitas lokal. Secara keseluruhan, pengaruh bahasa JAKSEL pada komunikasi Gen Z di Banjarmasin mencerminkan interaksi antara faktor-faktor global, budaya, dan lokal yang mempengaruhi cara berkomunikasi mereka.
Copyrights © 2025