This study examined the relationships between work engagement, work-family conflict, and helping behavior, with happiness at work as a moderating variable. The research specifically focused on the working conditions of female employees. Referring to the Job Demands-Resources (JD-R) theory, the findings show that work engagement has a positive and significant effect on helping behavior, whereas work-family conflict has a negative effect. Although happiness at work does not directly influence helping behavior, it significantly moderates both relationships by strengthening the effect of work engagement and reducing the negative impact of work-family conflict. Data were collected using both online and offline questionnaires distributed to female workers in MSMEs across Central Java, including the regions of Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Batang, and Pekalongan. The population in this study comprises all MSMEs in Central Java. The research employed an accidental sampling method based on the availability and willingness of participants. A total of 255 questionnaires were successfully collected. The variable constructs were developed through a rigorous literature review to ensure the validity of each construct. To test the proposed hypotheses, structural model analysis was conducted. These findings highlight the role of psychological well-being—particularly happiness—in fostering prosocial behavior, especially when employees face competing work and family demands. The practical implications emphasize the importance of creating supportive and emotionally positive work environments to enhance collaboration and productivity, particularly among employees who are vulnerable to role conflict. Keywords: Happiness at Work; Helping Behavior; Work Engagement; Work-Family Conflict. Abstrak Studi ini meneliti hubungan antara keterlibatan kerja, konflik kerja-keluarga, dan perilaku menolong, dengan kebahagiaan di tempat kerja sebagai moderator. Penelitian ini spesifik meneliti tentang peran pekerja perempuan dalam kondis kerjanya. Mengacu pada teori Job Demands–Resources (JD-R), hasilnya menunjukkan bahwa keterlibatan kerja secara positif dan signifikan memengaruhi perilaku menolong, sementara konflik kerja-keluarga memiliki efek negatif. Kebahagiaan di tempat kerja tidak secara langsung memengaruhi perilaku menolong tetapi secara signifikan memoderasi kedua hubungan tersebut meningkatkan efek keterlibatan dan meredam dampak konflik. pengumpulan data menggunakan kuesioner online dan offline kepada populasi pekerja perempuan di UMKM wilayah Jawa tengah meliputi kota Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Batang, dan Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yang ditentukan berdasarkan kesempatan dan ketersediaan partisipan. Penelitian ini berhasil mengumpulkan sampel sebanyak 255 kuesioner. Konstruk variabel yang diteliti dirancang melalui literatur review yang ketat untuk memastikan validitas masing-masing konstruk. Untuk pembuktian hipotesis penelitian maka dilakukan pengujian model struktural yang diusulkan. Temuan ini menggarisbawahi peran kesejahteraan psikologis seperti kebahagiaan dalam mendorong perilaku prososial, terutama dalam konteks di mana karyawan menghadapi tuntutan pekerjaan dan keluarga yang bersaing. Implikasi praktis dari studi ini menekankan pentingnya organisasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan emosional positif. Upaya tersebut dapat memperkuat kolaborasi dan produktivitas di tempat kerja, khususnya bagi pekerja yang rentan mengalami konflik peran. Kata Kunci: Kebahagiaan di Tempat Kerja, Keterlibatan Kerja, Konflik Pekerjaan-Keluarga, Perilaku Membantu
Copyrights © 2025