Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa perubahan signifikan dalam sistem akuntansi modern, terutama di sektor jasa keuangan yang menuntut efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna akuntabilitas dan kepercayaan stakeholder dalam penerapan sistem akuntansi berbasis AI di perusahaan jasa keuangan Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan paradigma interpretatif, dan desain penelitian bersifat fenomenologis interpretatif, yang berfokus pada pemaknaan pengalaman subjektif para akuntan, auditor, manajer keuangan, serta stakeholder eksternal. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi terbatas, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model interaktif Miles, Huberman, dan SaldaƱa. Hasil penelitian mengungkap tiga temuan utama. Pertama, munculnya akuntabilitas algoritmik, yakni bentuk pertanggung jawaban baru yang menuntut sistem AI tetap dapat diaudit, dijelaskan, dan dipertanggung jawabkan secara etis. Kedua, terbentuknya kepercayaan digital (digital trust) yang berakar pada tingkat transparansi dan keterbukaan sistem terhadap proses pengambilan keputusan. Ketiga, adanya rekonstruksi peran manusia dalam tata kelola akuntansi, di mana akuntan berfungsi sebagai penafsir hasil sistem dan penjaga nilai etis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan penerapan AI dalam akuntansi tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi, tetapi juga oleh kemampuan manusia menjaga integritas, etika, dan kepercayaan publik. Secara teoretis, penelitian ini memperluas konsep akuntabilitas klasik ke arah akuntabilitas hibrid antara manusia dan algoritma; secara praktis, hasilnya menegaskan pentingnya regulasi transparansi algoritmik dan literasi etika digital dalam tata kelola keuangan modern.
Copyrights © 2025