Perkembangan teknologi digital telah mendorong munculnya teks multimodal yang tidak lagi hanya mengandalkan bahasa verbal, melainkan juga mencakup unsur visual, audio, dan interaktif. Kondisi ini menuntut adanya penguatan literasi multimodal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar peserta didik mampu memahami, menginterpretasi, sekaligus memproduksi teks sesuai tuntutan abad ke-21. Di sisi lain, pendidikan karakter berbasis nilai kearifan lokal menjadi semakin penting agar peserta didik tidak terjebak pada perilaku digital yang pragmatis dan lepas dari akar budaya. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji konsep literasi multimodal, integrasi nilai Tri Hita Karana, serta relevansinya dalam membentuk pendidikan karakter peserta didik di era digital. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi pustaka (library research). Data diperoleh dari literatur primer dan sekunder berupa artikel jurnal nasional maupun internasional, buku, serta dokumen kebijakan pendidikan yang relevan, terbit dalam rentang waktu 2015–2025. Analisis dilakukan dengan teknik analisis isi tematik yang dibantu perangkat lunak NVivo 12 Plus, dengan tahap reduksi, kategorisasi, interpretasi, dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi multimodal dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Integrasi nilai Tri Hita Karana memberikan dimensi baru yang menghubungkan kemampuan digital dengan nilai spiritual (Parahyangan), sosial (Pawongan), dan ekologis (Palemahan). Pembelajaran multimodal yang berlandaskan kearifan lokal terbukti relevan untuk memperkuat pendidikan karakter sehingga peserta didik tidak hanya cakap digital, tetapi juga beretika, berbudaya, dan bertanggung jawab
Copyrights © 2025