Arsitektur tradisional Indonesia memiliki kekayaan bentuk dan makna yang masih relevan untuk diterapkan di masa kini. Salah satunya adalah rumah Joglo dari Jawa Tengah, yang dikenal dengan struktur simbolik dan filosofisnya. Seiring perkembangan zaman, bentuk Joglo mulai digunakan dalam berbagai fungsi baru, termasuk sebagai ruang publik seperti restoran. Adaptasi rumah Joglo sebagai restoran di Bali menunjukkan perpaduan antara budaya Jawa dan arsitektur Bali. Salah satu contohnya adalah restoran Yakiniku Joglo di Sanur, yang menggabungkan bentuk tradisional Joglo dengan aturan arsitektur lokal Bali, seperti yang tercantum dalam PERDA Provinsi Bali No. 5 Tahun 2005 dan Peraturan Walikota Denpasar No. 25 Tahun 2010. Bentuk atap limasan, ornamen Bali seperti murda dan ikuh celedu, serta prinsip Tri Angga diterapkan agar bangunan tetap selaras dengan lingkungan sekitar. Meski desain asli Joglo tetap dipertahankan pada bagian penting seperti Sakaguru dan pendhapa, penyesuaian dilakukan agar bangunan memenuhi fungsi restoran dan mematuhi aturan daerah. Hasil observasi dan kuesioner menunjukkan bahwa pengunjung merasa nyaman dan menyukai suasana tradisional yang tercipta. Joglo yang diadaptasi dengan nilai lokal Bali tidak hanya memperkaya identitas budaya bangunan, tetapi juga membuktikan bahwa elemen arsitektur tradisional bisa tetap relevan dan fungsional dalam konteks modern. Kata Kunci: adaptasi arsitektur, adaptasi budaya, arsitektur bali, Joglo, Tri Angga
Copyrights © 2025