Stigma sosial terhadap ekspresi gender non-konformis seperti laki-laki feminin (label boti) di lingkungan magang menciptakan konflik identitas dan menghambat kinerja profesional mahasiswa akibat norma maskulinitas hegemonik yang kaku. Pengabdian ini menerapkan psikoedukasi tatap muka kontekstual pada 12 mahasiswa magang menggunakan desain pre-experimental one-group pretest-posttest untuk meningkatkan pengetahuan identitas seksual, strategi coping stigma kerja. Metode mencakup diskusi kasus magang, role-playing simulasi rumah sakit, dan refleksi diri selama 120 menit. Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan signifikan dari mean pretest 4.17 menjadi posttest 7.00 (paired t-test sig=0.001), Psikoedukasi mengisi research gap transisi karier yang absen pada studi homoseksualitas umum atau kekerasan gender, menghasilkan model replikasi kurikulum magang inklusif nasional.
Copyrights © 2026