Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah, terutama sampah rumah tangga dan plastik. Pada tahun 2022 tercatat hanya 49,2% sampah yang dapat terangkut, sementara 25,5% masih tidak terkelola. Mayoritas sampah berasal dari pemukiman dengan komposisi 75% organik dan 25% anorganik. Sampah organik relatif mudah diolah menjadi kompos, briket, maupun biogas, namun sampah anorganik masih minim pengelolaannya. Rendahnya kesadaran masyarakat, keterbatasan akses informasi, serta dominannya sistem konvensional menyebabkan partisipasi dalam pengelolaan sampah berkelanjutan masih rendah. Sejalan dengan perkembangan teknologi. Penelitian ini mengembangkan aplikasi mobile IoT yang terintegrasi dengan smart bin menggunakan sensor ultrasonic JSN SR04T, Dfplayer Pro, Spiker, Amplifier, load cell, servo MG996R, Lcd I2c, lampu led, momentary button, Step Down 5A dan mikrokontroler ESP32 yang terhubung ke layanan cloud Firebase. Aplikasi ini memberikan umpan balik berupa poin, notifikasi, dan riwayat aktivitas kepada pengguna, sehingga sampah yang sebelumnya dianggap tidak bernilai menjadi memiliki nilai. Penelitian dilakukan di lingkungan masyarakat dan sekolah sebagai representasi sosial yang berbeda. Hasil pengujian, terdapat perbedaan tingkat keberhasilan antara lingkungan sekolah dan permukiman. Uji coba di sekolah menunjukkan rata-rata keberhasilan sebesar 98,4%, sementara pada permukiman hanya mencapai 95,0%.
Copyrights © 2025