Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan vector borne disease yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus infeksius virus dengue. Peningkatan curah hujan, suhu dan kelembaban menciptakan lingkungan ideal bagi perkembang biakan nyamuk vektor dan meningkatkan transmisi virus dengue. Terdapat fenomena peningkatan kasus DBD ditengah pandemi COVID-19 dan kecenderungan peningkatan kasus DBD terjadi saat musim hujan. Wilayah kerja puskesmas kota Bandar Lampung yang mengalami peningkatan kasus DBD di masa pandemi COVID-19 adalah Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan kasus DBD sebelum dan saat pandemi COVID-19 di wilayah endemis Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian deskriptif komparatif. Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jenis data sekunder berupa data kasus DBD perbulan di Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Rawat inap Sukabumi Bandar Lampung dengan rentang waktu tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19) dan tahun 2020 (saat pandemi COVID-19 ). Data curah hujan diperoleh dari pendataan bulanan tahun 2019 – 2020 dari BMKG Bandar Lampung Provinsi Lampung. Analisis data menggunakan uji paired T-test. Hasil analisis menyatakan tidak ada perbedaan kasus DBD sebelum dan saat pandemi COVID-19 , baik Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Rawat Inap Sukabumi. Puncak kasus DBD sebelum pandemi COVID-19 (tahun 2019) di wilayah kerja Puskesmas Sukarame terjadi pada bulan Februari, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Sukabumi pada bulan Januari. Puncak kasus DBD saat pandemi COVID-19 (tahun 2020) kedua Puskesmas berada bulan Februari. Puncak kasus DBD pada kedua Puskesmas tersebut, linier dengan curah hujan cenderung tinggi. Sehingga menjadi warning system dalam mencegah peningkatan dan perluasan kasus DBD.
Copyrights © 2025