Fenomena brain rot semakin sering muncul di kalangan anak muda sebagai bentuk penurunan fokus, motivasi, dan daya pikir akibat konsumsi berlebihan terhadap konten digital yang dangkal dan cepat. Era media sosial yang serba instan menciptakan kebiasaan doom scrolling, short attention span, dan kecenderungan menghindari aktivitas produktif yang membutuhkan konsentrasi mendalam. Tulisan ini bertujuan mengulas penyebab utama brain rot dari perspektif penggunaan teknologi serta menawarkan pendekatan keseimbangan melalui partisipasi dalam kegiatan kepemudaan. Kajian ini menggunakan metode literatur naratif yang mengombinasikan temuan ilmiah mengenai digital fatigue dan cognitive overload dengan observasi fenomenologis pada pola perilaku generasi muda. Hasil telaah menunjukkan bahwa brain rot bukan sekadar akibat teknologi, tetapi juga refleksi kurangnya kontrol diri dan orientasi terhadap makna kegiatan digital. Revitalisasi peran kepemudaan melalui aktivitas sosial, edukatif, dan kreatif dapat menjadi bentuk terapi sosial yang efektif untuk memulihkan fokus dan kualitas diri anak muda di era digital.
Copyrights © 2025