Analisis pragmalinguistik tentang partikel phatic sebagai entitas linguistik dalam teks Doa Bapa Kami menghasilkan suatu pemahaman yang lebih baik dari sekedar melulu analisis linguistik. Konteks situasional yang menyangkut juga unsur-unsur eksternal dari linguistik memungkinkan penutur menafsirkan teks Doa Bapa Kami yang mengandung partikel phatic ‘-lah’ dan ‘-pun’ dengan berbagai cara. Tuturan yang sama, yang pada suatu saat tertentu dipahami sebagai mengandung ‘permintaan’ (‘requesting’), pada saat yang lain bisa berarti ‘permohonan’ (‘supplicating’). Tuturan yang lain, yang pada kali yang satu mengandung ‘pengharapan’ (‘hoping’), pada kali yang lain bisa berarti ‘permohonan’ (‘begging’). Dengan menafsirkan makna pragmatik dari suatu tuturan, pembicara atau penutur bisa berkomunikasi dengan Allah dalam doa secara lebih intim dan intens lebih dari sekedar mendoakannya sebagai sesuatu rutinitas belaka.
Copyrights © 2014