Jurnal Pemuda
Vol 2, No 2 (2013): Pemuda, Identitas, dan Pertarungan Ekspresi

Kompleksitas dari Kekerasan Rutin Antar Pemuda di Ternate, Maluku Utara

Dian Yanuardy (Unknown)



Article Info

Publish Date
21 Jun 2016

Abstract

Sekelompok pemuda dari desa Mangga Dua, Ternate, menyerang kampung di se be lahnya, Ubo-ubo. Dalam perkelahian itu, satu orang warga Mangga Dua tewas. Tak pelak, dendam meradang di antara dua desa. Bagi Kepala Desa Ubo-ubo, serangan itu terasa lebih mencekam dan mengerikan dibanding peristiwa konfl ik tahun 1999-2000 di Ternate. “Sejak 3 tahun terakhir, kurang lebih 69 kali perkelahian antar kampung terjadi di daerah sini”, katanya. Di pinggir-pinggir jalan desa Mangga Dua, kengerian itu dibalut dengan stigma yang lebih kompleks: “waspadai gerakan komunis”. Satu kelompok dari masyarakat desa menuduh desa yang lain “memakai cara-cara dan metode komunis” dalam perkelahian antar kampung. Media massa di Ternate menyatakan bahwa peristiwa itu banyak dimanfaatkan oleh politisi lokal untuk menghitung kekuatan. Sementara, polisi dituduh lamban dan tidak netral menangani kasus ini. Saat menangkap pelaku pembunuhan dari desa Ubo-ubo, polisi menghadapi sekelompok masyarakat yang berupaya melindungi pelaku. Mereka bahkan mengancam akan menyerbu kepolisian. Kini, dendam antar dua kelompok masyarakat masih membara: perkelahian antar kampung di Ternate masih jauh dari usai. Tahun-tahun berikutnya, perkelahian antara pemuda antar kampung antara warga Mangga Dua, Toboko dan Ubo-ubo terus terjadi.Kata kunci: pemuda, kekerasan, konfl ik antar kampung, dan Ternate

Copyrights © 2013