JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol 2, No 4 (2017): Jurnal PBSI Oktober 2017

ANALISIS AMANAT DALAM HIKAYAT PERANG ACEH ALIH BAHASA RAMLI HARUN

Thalita Nabila (Jurusan PBSI FKIP Unsyiah)
Ramli Ramli (Jurusan PBSI FKIP Unsyiah)
Muhklis Muhklis (Jurusan PBSI FKIP Unsyiah)



Article Info

Publish Date
26 Apr 2018

Abstract

ABSTRAK Hikayat Perang Acehmemuat tentang bagaimana Islam mengajarkan cara menjaga negeri dari kezaliman penjajah berdasarkan tauhid, kepercayaan, kecintaan kepada kedamaian, serta amanat-amanat yang berupa pesan moral. Untuk mengetahuinya, peneliti akan mengakajinya dengan menggunakan pendekatan struktural, sehingga amanat dalam hikayat tersebut dapat ditafsirkan dan disampaikan kepada pembaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) amanat-amanat yang disampaikan dalam Hikayat Perang Acehdan (2) cara pengarang menyampaikan amanat dalam Hikayat Perang Aceh.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dalam bentuk penelitian kajian kepustakaan (libraryresearch). Data penelitian bersumber dari 761 bait yang terdapat dalam Hikayat Perang Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan(observasi). Berdasarkan hasil analisis data, temuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, terdapat sebanyak 18 amanat yang disampaikan oleh pengarang dalam Hikayat Perang Aceh di antaranya yaitu: (1) amanat untuk memuja dan memuji Allah, (2) amanat untuk berdoa, (3) amanat untuk berperang melawan Kafir (sebutan bagi non-Muslim), (4) amanat untuk menerima takdir Tuhan, (5) Amanat untuk tidak mendustakan Agama, (6) amanat untuk menjaga hubungan antar sesama manusia, (7) amanat untuk tidak mudah percaya begitu saja, (8) amanat untuk bertaubat dengan sebenar-benarnya, (9) amanat untuk berbuat sesuatu yang baik karena Allah, (10) amanat untuk beriman kepada untung baik dan untung jahat, (11) amanat untuk terus yakin dan optimis serta selalu berdoa kepada Allah, (12) amanat untuk meyakini akan adanya hari akhir, (13) amanat untuk tetap bersyukur dan menerima takdir-Nya, (14) amanat untuk memuliakan keturunan Raja, (15) amanat untuk memulai suatu perbuatan dengan Bismillah, (16) amanat untuk menuntut Ilmu Agama walaupun jauh, (17) amanat untuk bersedekahlah bagi orang yang menuntut Ilmu Agama dan (18) amanat untuk berbicara sesuai dengan perbuatan.Kedua, cara penyampaian amanat oleh pengarang dalam Hikayat Perang Aceh dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu: (1) dengan cara eksplisit (tersurat) yang terdiri dari 6 point mulai dari poin 1 sampai dengan poin 6, dan (2) dengan cara implisit (tersirat) yang terdiri dari 12 point mulai dari poin 7 sampai dengan poin 18. Simpulan penelitian ini yaitu: (1) terdapat sebanyak 18 kategori amanat (sebagaimana tersebut di atas) yang disampaikan oleh pengarang dalam Hikayat Perang Aceh, (2) terdapat dua cara penyampaian amanat oleh pengarang dalam Hikayat Perang Aceh yaitu secara eksplisit (tersurat) yang terdiri dari 6 point dan secara implisit (tersirat) yang terdiri dari 12 point.   ABSTRACT The Hikayat Perang Aceh either about how Islam teaches you how to keep the country from colonial tyranny by faith, trust, love of peace, and mandates that a moral message. To find out, researchers will analyze using a structural approach, so that the message of the story can be interpreted and presented to the reader. This study aims to determine (1) the messages conveyed in the Hikayat Perang Aceh and (2) how the author delivered a speech in the Hikayat Perang Aceh.The approach used is the structural approach in the form of research literature study(libraryresearch).Data was sourced from 761 bytes contained in the Hikayat Perang Aceh.  Data collected by observation.Based on the analysis, the findings of this study can be stated as follows. First,there are as many as 18 message delivered by the author in the Hikayat Perang Aceh of these are: (1) the mandate to worship and praise God, (2) the mandate to pray, (3) the mandate to wage war against infidels (designation for non-Muslims), (4) the mandate to accept the will of God, (5) mandate to not deny religion, (6) the mandate to keep the relationship among humans, (7) the mandate to not easily believe it, (8) the message to repent in truth, (9) the mandate to do something good for God, (10) the message to believe in lady luck and luckily evil, (11) the mandate to continue to be positive and optimistic and always prayed to God, (12) the message to believe in the existence of the end, (13) the message to be grateful and accept his destiny, (14) the message to the glory of the sons of the king, (15) the mandate to initiate an action to Bismillah,(16) the mandate to prosecute Religious Science even further, (17) the message to be charitable to those who claim religiosity and (18) the mandate to speak in accordance with the act. Secondly,the way the mandate by the author of the Hikayat Perang Aceh can be categorized into two, namely: (1) by means of explicit (written) consisting of 6 points from point 1 to point 6, and (2) by means of implicit (implied) that consisting of 12 points starting from point 7 to point 18. Conclusion of this research are: (1) There are as many as 18 categories of mandate (as mentioned above) which was presented by the author in Hikayat Perang Aceh,(2) There are two ways of delivery of the message by the author in Hikayat Perang Aceh is explicitly (explicit) consisting of 6 points and implicitly (implicit) consisting of 12 points.Keywords: Analysis, order, saga, hikayat perang Aceh

Copyrights © 2017