Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Autograph lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang memperoleh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Geogebra, (2) Bagaimanakah interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematik siswa terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis (3) Bagaimanakah pola jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing-masing pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Free Methodist Medan. Secara acak, dipilih dua kelasĀ dari empat kelas. Kelas eksperimen I diberi perlakuan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Autograph dan kelas eksperimen II diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah berbantuan Geogebra. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis matematik. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reliabilitas sebesar 0,69. Analisis data dilakukan dengan analisis varians (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik siswa SMA melalui model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Autograph lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik, siswa yang memperoleh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Geogebra. (2) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan peningkatan berpikir kritis matematik. (3) Proses penyelesaian jawaban siswa mengunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Autograph lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Geogebra.Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan Autograph dan GeoGebra, Berpikir Kritis.
Copyrights © 0000