Di Indonesia sebagian besar kacang tanah ditanam di tanah Alfisol, dan sering dihadapkan pada masalah ketersediaan dan ketidak-seimbangan hara. Karakteristik alkalis tanah Alfisol sering menjadi kendala peningkatan produksi kacang tanah karena terjadinya kahat Fe. Tidak semua varietas yang sudah dilepas beradaptasi baik di lingkungan Alfisol alkalis, varietas rentan terhadap kadar Fe rendah akan menderita klorosis dan kehilangan hasil bisa mencapai lebih dari 40%. Sampaidengan tahun 2004, di Indonesia telah dilepas sedikitnya 29 varietas unggul kacang tanah dengan berbagai tipe dan karakter, tetapi belum dapat menjawab permasalahan untuk tanah Alfisol. Penggunaan varietas yang diketahui toleran Alfisol alkalis merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil. Balitkabi telah menghasilkan beberapa varietas kacang tanah baru seperti Kancil, Bison, Domba, dan Turangga yang diketahui mampu beradaptasi dengan baik. Di samping itu, beberapa galur harapan seperti K/PI 405132-90-B1-2-57, K/PI390595//K-90-B-54, ICGV 88252/LM-92-B-4, K/PI298115-90-B-16 dan ICGV 87055 ditengarai prospektif untuk lahan Alfisol. Kajian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa penggunaan varietas/galur toleran meningkatkan hasil 25–52%, nyata lebih tinggi dibanding lokal setempat.
Copyrights © 2005