Joko Purnomo
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENANGGULANGAN KLOROSIS PADA KACANG TANAH DI ALFISOL ALKALIS Abdullah Taufiq; Agustina Asri Rahmianna; Joko Purnomo
Buletin Palawija No 3 (2002): Buletin Palawija No 3, 2002
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n3.2002.p1-16

Abstract

Di masa mendatang Klorosis daun Kacang Tanah di Alfisol Alkalis akan menjadi kendala peningkatan produksi kacang tanah. Klorosis dapat terjadi selama fase pertumubuhan tanaman dengan intensitas yang bebeda , dan sangat ditentukan oleh lingkungan tumbuh. Penyebab Klorosis sangat kompleks , faktor penyebab yang satu bisa merupakan akibat faktor yang lain. Melihat gejala pada daun, klorosis yang terjadi pada alfisol Alkalis disebabkan oleh kesehatan Fe, yang dipicu terutama oleh tingginya pH tanah dan rendahnya SO , dalam tanah. Upaya mengatasi klorosis pada kacang tanah dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu penanaman varietas toleran, kecukupan hara, ameliorasi tanah. Hingga tahun 2000 varietas yang telah dilepas dan dinilai toleran terhadap klorosis adalah Kancil. Beberapa galur harapan toleran terhadap klorosis adalah ICGV 86031, G/PI 259747-92-B-28, K/PI 405132-90-B1-2-57, K/PI 390595/K-90-B2-54, K/SHM2-88-B-7, Lokal Tuban, dan ICGV 87055 . Pemupukan dengan FeSO4 takaran 30 kg/ha yang diberikan saat tanaman berumur antara 15 hingga 45 hari atau penyemprotan dengan larutan yang mengandung 1% FeSO4 + 0,1% asam sitrat + 3% ZA + 0,2% Urea sebanyak tiga kali pada 30, 45 dan 60 hari setelah tanam, atau pemberian 20 t pupuk kandang/ha berpeluang menurunkan klorosis dan meningkatkan hasil kacang tanah. Ameliorasi tanah untuk menurunkan pH dapat dilakukan dengan pemberian bubuk belerang (So) dengan takaran 400-600 kg S/ha sepanjang baris tanaman atau 1200 kg S/ha diberikan seminggu menjelang tanam dan dicampur rata dengan tanah efektif menurunkan intensitas klorosis dan meningkatkan hasil. Pemberian S mampu menurunkan pH tanah didaerah perakaran, meningkatkan persediaan SO4, memperbaiki pertumubuhan tanaman, meningkatkan indeks kandungan Klorofil dan efektif menurunkan klorosis hingga pada tingkat yang sangat rendah. Terdapat indikasi mekanisme S dapat menurunkan klorosis adalah melalui penghambatan translokasi unsur Ca ke bagian tanaman dari tanah dan mempertahankan nisbah Ca/Fe tetap rendah sehingga mengurangi inaktivasi Fe oleh Ca
MENINGKATKAN PRODUKSI KACANG TANAH LAHAN ALFISOL DENGAN MENANAM VARIETAS TOLERAN Joko Purnomo
Buletin Palawija No 10 (2005): Buletin Palawija No 10, 2005
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n10.2005.p78-84

Abstract

Di Indonesia sebagian besar kacang tanah ditanam di tanah Alfisol, dan sering dihadapkan pada masalah ketersediaan dan ketidak-seimbangan hara. Karakteristik alkalis tanah Alfisol sering menjadi kendala peningkatan produksi kacang tanah karena terjadinya kahat Fe. Tidak semua varietas yang sudah dilepas beradaptasi baik di lingkungan Alfisol alkalis, varietas rentan terhadap kadar Fe rendah akan menderita klorosis dan kehilangan hasil bisa mencapai lebih dari 40%. Sampaidengan tahun 2004, di Indonesia telah dilepas sedikitnya 29 varietas unggul kacang tanah dengan berbagai tipe dan karakter, tetapi belum dapat menjawab permasalahan untuk tanah Alfisol. Penggunaan varietas yang diketahui toleran Alfisol alkalis merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil. Balitkabi telah menghasilkan beberapa varietas kacang tanah baru seperti Kancil, Bison, Domba, dan Turangga yang diketahui mampu beradaptasi dengan baik. Di samping itu, beberapa galur harapan seperti K/PI 405132-90-B1-2-57, K/PI390595//K-90-B-54, ICGV 88252/LM-92-B-4, K/PI298115-90-B-16 dan ICGV 87055 ditengarai prospektif untuk lahan Alfisol. Kajian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa penggunaan varietas/galur toleran meningkatkan hasil 25–52%, nyata lebih tinggi dibanding lokal setempat.
PENANGGULANGAN KLOROSIS PADA KACANG TANAH DI ALFISOL ALKALIS Abdullah Taufiq; Agustina Asri Rahmianna; Joko Purnomo
Buletin Palawija No 3 (2002): Buletin Palawija No 3, 2002
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n3.2002.p1-16

Abstract

Di masa mendatang Klorosis daun Kacang Tanah di Alfisol Alkalis akan menjadi kendala peningkatan produksi kacang tanah. Klorosis dapat terjadi selama fase pertumubuhan tanaman dengan intensitas yang bebeda , dan sangat ditentukan oleh lingkungan tumbuh. Penyebab Klorosis sangat kompleks , faktor penyebab yang satu bisa merupakan akibat faktor yang lain. Melihat gejala pada daun, klorosis yang terjadi pada alfisol Alkalis disebabkan oleh kesehatan Fe, yang dipicu terutama oleh tingginya pH tanah dan rendahnya SO , dalam tanah. Upaya mengatasi klorosis pada kacang tanah dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu penanaman varietas toleran, kecukupan hara, ameliorasi tanah. Hingga tahun 2000 varietas yang telah dilepas dan dinilai toleran terhadap klorosis adalah Kancil. Beberapa galur harapan toleran terhadap klorosis adalah ICGV 86031, G/PI 259747-92-B-28, K/PI 405132-90-B1-2-57, K/PI 390595/K-90-B2-54, K/SHM2-88-B-7, Lokal Tuban, dan ICGV 87055 . Pemupukan dengan FeSO4 takaran 30 kg/ha yang diberikan saat tanaman berumur antara 15 hingga 45 hari atau penyemprotan dengan larutan yang mengandung 1% FeSO4 + 0,1% asam sitrat + 3% ZA + 0,2% Urea sebanyak tiga kali pada 30, 45 dan 60 hari setelah tanam, atau pemberian 20 t pupuk kandang/ha berpeluang menurunkan klorosis dan meningkatkan hasil kacang tanah. Ameliorasi tanah untuk menurunkan pH dapat dilakukan dengan pemberian bubuk belerang (So) dengan takaran 400-600 kg S/ha sepanjang baris tanaman atau 1200 kg S/ha diberikan seminggu menjelang tanam dan dicampur rata dengan tanah efektif menurunkan intensitas klorosis dan meningkatkan hasil. Pemberian S mampu menurunkan pH tanah didaerah perakaran, meningkatkan persediaan SO4, memperbaiki pertumubuhan tanaman, meningkatkan indeks kandungan Klorofil dan efektif menurunkan klorosis hingga pada tingkat yang sangat rendah. Terdapat indikasi mekanisme S dapat menurunkan klorosis adalah melalui penghambatan translokasi unsur Ca ke bagian tanaman dari tanah dan mempertahankan nisbah Ca/Fe tetap rendah sehingga mengurangi inaktivasi Fe oleh Ca
MENINGKATKAN PRODUKSI KACANG TANAH LAHAN ALFISOL DENGAN MENANAM VARIETAS TOLERAN Joko Purnomo
Buletin Palawija No 10 (2005): Buletin Palawija No 10, 2005
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.129 KB) | DOI: 10.21082/bul palawija.v0n10.2005.p78-84

Abstract

Di Indonesia sebagian besar kacang tanah ditanam di tanah Alfisol, dan sering dihadapkan pada masalah ketersediaan dan ketidak-seimbangan hara. Karakteristik alkalis tanah Alfisol sering menjadi kendala peningkatan produksi kacang tanah karena terjadinya kahat Fe. Tidak semua varietas yang sudah dilepas beradaptasi baik di lingkungan Alfisol alkalis, varietas rentan terhadap kadar Fe rendah akan menderita klorosis dan kehilangan hasil bisa mencapai lebih dari 40%. Sampaidengan tahun 2004, di Indonesia telah dilepas sedikitnya 29 varietas unggul kacang tanah dengan berbagai tipe dan karakter, tetapi belum dapat menjawab permasalahan untuk tanah Alfisol. Penggunaan varietas yang diketahui toleran Alfisol alkalis merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil. Balitkabi telah menghasilkan beberapa varietas kacang tanah baru seperti Kancil, Bison, Domba, dan Turangga yang diketahui mampu beradaptasi dengan baik. Di samping itu, beberapa galur harapan seperti K/PI 405132-90-B1-2-57, K/PI390595//K-90-B-54, ICGV 88252/LM-92-B-4, K/PI298115-90-B-16 dan ICGV 87055 ditengarai prospektif untuk lahan Alfisol. Kajian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa penggunaan varietas/galur toleran meningkatkan hasil 25–52%, nyata lebih tinggi dibanding lokal setempat.