INSANCITA
Vol 2, No 2 (2017)

Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Kasus Peristiwa Tanjung Priok Tahun 1984 dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka dan Kompas di Jakarta

Suwirta, Andi (Unknown)



Article Info

Publish Date
25 Jan 2018

Abstract

ABSTRAKSI: Artikel ini, dengan menggunakan metode sejarah dan analisis yang deskriptif-kualitatif, mengkaji peristiwa Tanjung Priok tahun 1984 dalam pemberitaan dan pandangan surat kabar Merdeka dan Kompas di Jakarta. Hasil kajian menunjukan bahwa pemberitaan dan pandangan pers biasanya tercermin dalam tajuk rencana, cacatan pojok, sajian berita utama, dan analisis terhadap beritanya. Dalam konteks ini, surat kabar Merdeka dan Kompas, dalam pemberitaan dan pandangannya, secara umum menyatakan dukungan kepada pemerintah dalam menyelesaikan kasus Tanjung Priok. Dukungan kedua surat kabar tersebut mengingat bahwa rejim Orde Baru mengawasi secara ketat pemberitaan pers. Surat kabar Kompas bahkan secara terang-terangan meyatakan dukungannya pada pemerintah Orde Baru, yang telah melindungi dan memberi dukungan pada surat kabar milik golongan Katholik di tengah-tengah para pembaca yang kebanyakan beragama Islam. Sementara itu, meskipun surat kabar Merdeka mendukung tindakan pemerintah Orde Baru, namun secara tersirat surat kabar ini menyalahkan pemerintah Orde Baru yang mengajukan RUU (Rancangan Undang-Undang) Pancasila sebagai asas tunggal dan berbagai kebijakan lain, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peristiwa berdarah tersebut.KATA KUNCI: Pers dan Pemerintah; Kritik Sosial; Surat Kabar Merdeka dan Kompas; Peristiwa Tanjung Priok; Berita dan Pandangan. ABSTRACT: “Press and Social Criticism in the New Order Period: The Case of Tanjung Priok Event of 1984 in the Views of Merdeka and Kompas Newspapers in Jakarta”. This article, using method of history and descriptive-qualitative analysis, examines the events of Tanjung Priok in 1984 in news and views of Merdeka and Kompas newspapers in Jakarta. The results of the study show that the news and views of press are usually reflected in editorials, corner notes, news headlines, and analysis of the news. In this context, newspapers of Merdeka and Kompas, in their news and views, generally support the government to resolve the Tanjung Priok case. The support of both newspapers was due to the New Order regime was closely watching the press coverage. Kompas newspaper even openly expressed its support for the New Order government, which has protected and supported the newspaper owned by Catholic minority in the midst of the mostly Muslim readers. Meanwhile, even though the Merdeka newspaper supported the New Order government, but this newspaper implicitly blamed the New Order government for proposing the Pancasila Bill as a single principle and various other policies, which eventually led to the occurrence of bloody events.KEY WORD: Press and Government; Social Criticism; Merdeka and Kompas Newspapers; Tanjung Priok Event; News and Views.About the Author: Andi Suwirta, M.Hum. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia), Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: atriwusidna@gmail.com Suggested Citation: Suwirta, Andi. (2017). “Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Kasus Peristiwa Tanjung Priok Tahun 1984 dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka dan Kompas di Jakarta” in INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, Volume 2(2), August, pp.101-122. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, ISSN 2443-1776. Article Timeline: Accepted (October 9, 2016); Revised (March 2, 2017); and Published (August 30, 2017).

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

insancita

Publisher

Subject

Arts Humanities Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia. This journal, with ISSN 2443-2776, was firstly published on February 5, 2016, in the context to commemorate the anniversary of HMI (Himpunan Mahasiswa Islam or Association of Islamic College’s Students) in Indonesia. The ...