Rihlah Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol 6 No 1 (2018): RIHLAH

Dampak Perang Makassar terhadap Umat Islam Sulawesi Selatan Abad XVII-XVIII M.

Ahmad Yani (Unknown)



Article Info

Publish Date
26 Jul 2018

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah; Pertama, mendeskripsikan kondisi umat Islam pra Perang Makassar. Kedua. mendeskripsikan proses kejadian Perang Makassar. Ketiga, mendeskripsikan eksitensi umat Islam pasca Perang Makassar.Jenis penelitian adalah library researchdengan menggunakan pendekatan historis, politik, dan sosiologi. Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, maka hal tersebut melalui metode sejarah yang meliputi empat tahapan kritis, yaitu: (1) heuristik atau pengumpulan data, (2) kritik sumber, (3) interpretasi dan (4) penulisan laporan atau historiografi.Hasil penelitian ini terungkap bahwa keberlangsungan Perang Makassar antara kesultanan Makassar dengan VOC Belanda bukan semata-mata karena persaingan keduanya dalam pelayaran dan perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Namun, ada pula faktor lain yang menjadi pemicu perang tersebut. Faktor tersebut adalah kondisi internal masyarakat dari kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi Selatan turut mempengaruhi konflik atau Perang Makassar. Faktor internal tersebut adalah fakta geografis yang stategis berada pada pertengahan jalur pelayaran dan perdagangan antara Maluku di Timur dan Batavia dan Malaka di barat; kondisi kultural masyarakat setempat yang dikenal keras dan berani (de hantjens van het Oesten) sama kerasnya dengan tabiat orang Belanda, kondisi politik masyarakat setempat yang diliputi kompetisi dalam memperoleh superiotas diantara mereka. Hal-hal demikian menjadi sumber konflik yang kelak menimbulkan perang yang dahsyat yang dikenal dengan Perang Makassar. Perang Makassar merupakan perang yang pernah dialami oleh VOC Belanda di Asia Tenggara yang berakhir dengan kemenangan VOC Belanda terhadap kesultanan Makassar. Kemenangan VOC Belanda tersebut sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dari kerajaan-kerajaan Islam Sulawesi Selatan. Hal tersebut oleh sebagian masyarakat diterima sebagai sebuah kekalahan sebagai takdir dari Allah SWT sehingga mereka tetap tinggal di Makassar dengan mengikuti aturan Kompeni Belanda sebagai resiko dari kekalahan perang.Adapula kelompok yang merespon hal tersebut dengan melepaskan diri dari ikatan-ikatan keduniaan yang berhubungan dengan kekuasaan dan VOC dengan memasuki dunia tarikat.Ada pula yang melakukan diaspora meninggalkan Sulawesi Selatan ke berbagai daerah di Nusantara. Diantara mereka ada secara extrim berniat tetap melanjutkan perlawanan terhadap VOC adapula yang semata-mata ingin mengadu nasib atau memperbaiki kehiduapan mereka di negeri rantau.Dalam penelitian ini melengkapi/mendukung teori konflik sosial David Lockwood yang berasumsi bahwa perselisihan atau permusuhan antara individu atau antara kelompok disebabkan karena kompetisi atau interest terhadap kepentingan tertentu. Demikianlah rempah-rempah sebagai komoditas dagang menjadi sumber konflik antara kesultanan Makassar-VOC Belanda. Namun, konflik tersebut tidak akan menjadi menimbulkan perang dahsyat sekiranya tidak ada faktor lain yang menjadi pemicunya. Kondisi geografis, kondisi kultural (tabiat), kondisi politik turut menjadi pemicu.

Copyrights © 2018