Pemanfaatan felspar Banjarnegara Jawa-Tengah sebagai raw material keramik saat ini belum optimal, karena mutunya tidak stabil.  Pemakaian pada industri keramik terbatas hanya untuk floor/wall tile saja, sedangkan untuk sanitaryware dan tableware harus melalui proses pengolahan mineral dengan membuang sebanyak mungkin bahan pengotor. Material pengotor hasil pengolahan mineral dengan cara pencucian terhadap felspar Banjarnegara adalah 33 % dari produksi bahan mentah, yaitu sebesar 229 ton/hari atau 6000 ton/bulan hanyut di aliran sungai, ini berarti pemborosan sumber daya alam yang cukup besar. Material pengotor hasil pencucian felspar berupa fraksi pasir sedang berukuran -1 +0.5 mm sampai dengan fraksi lanau-Iempung berukuran - 0.062 mm, dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan genteng berglasir dan keramik hias dari jenis bodi hard earthenware.  Demikian pula konsentrat /fraksi kerakal- pasir kasar berukuran -4+1mm dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan bodi keramik porselen, stoneware, hard earthenware, earthenware dan produk khusus Permeable Ceramic Paving (PCP), dengan demikian seluruh raw material feldspar dapat dimanfaatkan untuk industri keramik. Estimasi kapasitas produksi dengan dasar produksi PCP 200.000 bh/hr atau 4000 m2/hr, diperoleh pula kapasitas produksi bodi keramik untuk porselen 251,46 ton/hr, stoneware 400,05 ton/hr, hard earthenware 262,89 ton/hr, dan untuk earthenware 228,60 ton/hr dengan nilai investasi sebesar 60 miliyar rupiah, diperoleh keuntungan sebesar 41,6 miliyar rupiah/th dengan BEP pada 1,6 tahun. Dari kajian hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan serta pertimbangan dari aspek teknologi dan  ekonomi menunjukkan bahwa bahan  mentah felspar  Banjarnegara  dengan  potensi jumlah  cadangan  >  1  milyar ton  tersebut,  dapat dimanfaatkan secara optimal untuk berbagai jenis bodi keramik dan produk khusus permeable ceramic paving (PCP). Kata kunci : optimasi, felspar Banjarnegara, industri keramik
Copyrights © 2012