Insidensi konjungtivitis di Indonesia berkisar antara 2-75%. Data perkiraan jumlah penderita penyakit mata di Indonesia adalah 10% dari seluruh golongan umur penduduk per tahun dan pernah menderita konjungtivitis. Data lain menunjukkan bahwa dari 10 penyakit mata utama, konjungtivitis menduduki tempat kedua (9,7%) setelah kelainan refraksi (25,35%). Penelitian ini merupakan penelitian kuantittaif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan konjungtivitis pada pekerja Bengkel Las. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja Bengkel Las Wilayah Simpang Kawat Kota Jambi tahun 2016 yang berjumlah 92 orang. Sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli Tahun 2017. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar (85,9%) responden dengan masa kerja lama (> 5 tahun), (88,8%) responden dengan lama paparan berisiko (> 2 jam/hari), (77,2%) responden dengan pemakaian APD tidak baik, dan (56,5%) responden ada keluhan konjungtivitis (> 4 keluhan). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja (p-value = 0,043), lama paparan (p-value = 0,006) dan pemakaian APD dengan p-value = 0,001 terhadap keluhan konjungtivitis pada pekerja Bengkel Las. Ada hubugan masa kerja, lama paparan dan pemakaian APD dengan keluhan konjungtivitis pada pekerja Bengkel Las. Diharapkan para pekerja Bengkel Las untuk tidak terlalu lama terpapar oleh cahaya dari pengelasan serta selalu patuh dan disiplin dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang benar dan tepat serta proses kerja yang benar sesuai SOP.
Copyrights © 2018