Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan pada tuntutan kualitas produk, kuantitas produksi serta kelestarian lingkungan. Dalam pengembangan kelapa sawit akan dihasilkan limbah baik padat maupun cair seperti pelepah, daun, lumpur sawit, bungkil kelapa sawit, tandan kosong, serat/perasan buah dan cangkang sawit. Limbah ini mempunyai potensi sebagai pakan baik untuk ternak ruminansia maupun non ruminansia, dan kotoran ternaknya sangat baik dalam penyediaan unsur hara tanah. Penelitian dilakukan pada perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara sekaligus merupakan daerah yang menempatkan ternak sapi sebagai komoditas andalan. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis spasial dan analisis sistem dinamik menggunakan software Stella. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Wiwirano mempunyai peluang dalam melakukan sistem integrasi sawit-sapi. Perubahan luas perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Wiwirano pada Tahun 2006 adalah seluas 2.855,75 hektar (0,90%). Luasan tersebut menjadi 11.033,09 hektar (3,48%) pada Tahun 2011 atau terjadi peningkatan luas kawasan perkebunan kelapa sawit sebesar 2,58%. Tingkat pendapatan petani dengan melakukan sistem intergrasi sawit-sapi sebesar Rp. 19.804.571,- sedangkan sebelum melakukan sistem integrasi sawit-sapi adalah Rp. 14.872.181,- Dengan demikian, sistem integrasi sawit-sapi merupakan kinerja simbiosis mutualisme dimana masing-masing pihak baik ternak sapi maupun perkebunan kelapa sawit sama-sama mendapat manfaat dengan adanya sistem integrasi ini.Kata kunci— Kelapa Sawit, Sapi, Sistem Integrasi, Pakan
Copyrights © 2017