ABSTRAKMasalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah Belo Bamba dan Belo Baruga dibutuhkan di wilayah Kesultanan Buton; (2) Bagaimanakah peranannya Belo Bamba dan Belo Baruga pada masa Kesultanan Buton?. Tujuan penelitian ini adalah (10 Menjelaskan tentang pengenalan Belo Bamba dan Belo Baruga dalam Kesultanan Buton; (2) Menjelaskan peranan Belo Bamba dan Belo Baruga pada masa Kesultanan Buton.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian sejarah dengan menggunakan metode sejarah dengan analisis deksriptitf kualitatifHasil penelitian ini menunjukan bahwa wilayah laut dan daratan di kesultanan Buton merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak dapat dipisahkan. Dalam sistim tata kelola administrasi pemerintahahn wilayah kesultanan. Wilayah dalam kekuasaan yang dipisahkan oleh laut melahirkan etnik dan bahasa yang berbeda – beda. Demikian pula dengan sistem ekonomi masyarakat, alam kepercayaan masyarakat dipengaruhi oleh ajaran Islam sebagai agama yag terakhir masuk di wilayah kesultanan Buton. Kemudian adanya Belobamba yang dijadikan sebagai salah satu calon pemimpin di istana kerajaan seperti yang di dapatkan oleh Murhum dari Raja Muna serta Belo Baruga itu sendiri terjadi pada zaman Ratu Wa Kaa Kaa yang dijadikan sebagai pengawal raja atau sultan sebanyak 10 orang laki-laki dari golongan anak menteri yang disebut (Belo Baruga Umane) dan 10 orang perempuan yang berumur 7 tahun yang di ambil dari golongan papara (golongan masyarakat rendah/biasa) yang disebut (Belo Baruga bawine). Tugas dan perannya adalah Belo Baruga laki-laki selain pengawal di istana Raja atau sultan, juga ditugaskan untuk menuntut ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan dan belajar tentang ilmu agama juga pada guru atau kiai yang disebut Apoguru Antona Islamu, dan Belo Baruga perempuan ditugaskan untuk melayani kebutuhan sultan dari segi jasmani dan rohani atau lahir batinnya serta ditugaskan juga menjaga dan melayani kebutuhan putra putri sultan tanpa terkecuali.Â
Copyrights © 2016