Ekosistem lamun merupakan ekosistem yang produktif, dihuni oleh berbagai hewan dan tumbuhan baik yang bernilai ekonomis maupun nonekonomis Ekosistem lamun di pesisir timur Kabupaten Bintan telah dimanfaatkan sejak tahun 1970-an. Sejauh ini hubungan antara sumber daya ekosistem lamun dan pemanfaatan ekosistem lamun di Kabupaten Bintan belum teridentifikasi secara rinci. Kedua interaksi tersebut akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang membentuk suatu sistem sosial-ekologis (SES). Sistem sosial-ekologis merupakan interaksi antara unit ekologi dan sistem sosial yang dapat digunakan dalam pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi komponen SES dan 2) memetakan pemanfaatan ekosistem lamun di Kabupaten Bintan. Lokasi penelitian terletak di Desa Teluk Bakau, Malang Rapat, Berakit dan Pengudang. Data yang digunakan adalah data kuesioner dari 64 reponden yang diambil pada bulan September-Desember 2014 yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan focus group discussion (FGD). Komponen SES dianalisis secara deskriptif, sedangkan untuk mengetahui pola pemanfaatan ekosistem lamun, hasil FGD diberikan pembobotan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SES ekosistem lamun membentuk hubungan antara sumber daya alam, pengguna sumber daya, penyedia infrastruktur publik serta infrastruktur publik. Sumber daya ekosistem lamun berupa ikan, rajungan, sotong serta kekerangan. Pemanfaat adalah nelayan tradisional, nelayan, pembuat kerupuk, pengumpul desa, pengumpul kabupaten, kaum ibu dan turis domestik. Hasil pembobotan memperlihatkan bahwa keempat desa memiliki pola interaksi sistem sosial ekologi yang hampir sama. Interaksi yang terjadi diperlihatkan oleh peran ekosistem lamun sebagai sumber pendapatan, hasil tangkapan, penanganan hasil tangkap serta pemasaran
Copyrights © 2018