Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap
Vol 10, No 1 (2018): April (2018)

BIOLOGI REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS IKAN EKOR KUNING (Caesio cuning Bloch, 1791) DI PERAIRAN NATUNA

Prihatiningsih Prihatiningsih (Balai Penelitian Perikanan Laut)
Isa Nagib Edrus (Balai Penelitian Perikanan Laut)
Bambang Sumiono (Pusat Riset Perikanan)



Article Info

Publish Date
04 Apr 2018

Abstract

Ikan ekor kuning (Caesio cuning) merupakan ikan ekonomis penting dan mendominasi hasil tangkapan bubu di perairan Natuna. Pada saat ini, produksinya merupakan dominan ke-2 setelah ikan bawal putih yaitu 2.891 ton/tahun (17,8% dari total produksi ikan). Populasi ikan ekor kuning sejak tahun 2008 menurun, diduga karena tingkat eksploitasi yang cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek biologi, meliputi reproduksi, pertumbuhan dan mortalitas ikan ekor kuning. Contoh ikan sebanyak 2.627 ekor dikumpulkan melalui tempat pendaratan ikan utama di Kijang, Pulau Bintan (Kepulauan Riau) dan Tanjung Pandan (Kepulauan Bangka Belitung) pada bulan Januari - Nopember 2014. Hasil penelitian menunjukkan sebaran ukuran panjang ikan ekor kuning berkisar antara 9,3-43,3 cmTL. Ikan yang tertangkap didominasi oleh belum matang gonad (immature). Musim pemijahannya berlangsung pada bulan Juni-Juli dan September-Oktober. Fekunditas telur yang matang gonad berkisar antara 13.355-151.632 butir. Panjang pertama kali ikan ekor kuning tertangkap dengan bubu adalah lebih kecil dari panjang pertama kali matang gonad (Lc<Lm), sehingga akan mengancam kelestariannya. Analisis pertumbuhan dengan uji-t diperoleh pertambahan panjang secepat pertambahan beratnya (isometrik). Aplikasi model analitik menggunakan program Electronic LEngth Frequency ANalysis-I (ELEFAN-I) diperoleh parameter pertumbuhan (=K) sebesar 0,6/tahun, panjang asimtotis (=L∞) sebesar 43,21 cmFL dan umur hipotesis ikan pada saat panjang sama dengan nol (=to) sebesar -0,24 tahun, sehingga persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy sebagai Lt = 43,21 (1–e-0,6(t-0,24)). Parameter mortalitas menunjukkan laju kematian alami (=M) sebesar 1,17/tahun, laju kematian karena penangkapan (=F) sebesar 1,21/tahun dan laju kematian total (=Z) sebesar 2,38/tahun. Berdasarkan nilai F dan Z tersebut maka diperoleh estimasi laju eksploitasi (exploitation rate) sebesar 0,58 atau dalam kondisi sudah melampaui nilai optimum (E=0,5), sehingga pengelolaannya perlu segera dilakukan agar potensi lestarinya terjaga.The yellowtail fusilier (Caesio cuning) is one of the economically important fish caught by trap nets in the Natuna waters. The production of the yellowtail fusilier in Bintan regency was a second dominant fish species after white pomfret by 2.891 tons/year (17.8% of total landed). Population of the yellowtail fusiliers is tend to decrease since 2008 due to an increase of fishing pressure to this species. This study aims to assess the biological aspects such as reproduction, growth and mortality of the yellowtail fusiliers. Monthly length frequencies data of 2.627 individual was collected through main landing place in Kijang, Bintan Island (Riau islands) and Tanjung Pandan (Bangka Belitung Islands) within January - November 2014. The results showed that the length distribution of the yellowtail fusilier ranged between 9.3 - 43.3 cmTL. The fish caught was dominated by the immature stage. The spawning seasons possibly occurred between June-July and September-October. Fecundity of mature fish ranged between 13.355-151.632 eggs. The length of first capture by trap nets was under the length at first mature (Lc<Lm), and threaten its sustainability. Based on t-test it is showed that the weight growth pattern as fast as length growth (isometric). Electronic LEngth Frequency ANalisys-I (ELEFAN-I) used, showed that the growth parameter (K) was 0.6/yr, asymtotic length (L∞) was 43.21 cmFL, and age at zero length (to) was -0.24 yr, so the Von Bertalanffy’s equation growth curve were Lt = 43.21 (1–e-0,6(t-0,24)). Mortality parameters showed the natural mortality rate (M) was 1.17/yr, fishing mortality rate (F) was 1.21/yr, and total mortality rate (Z) was 2.38/yr. Based on the values of F and Z obtained exploitation rate of 0.58 was likely exceed the optimum level (E=0.50) so that, management measures to maintain its potential yield should be applied. 

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

bawal

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Biochemistry, Genetics & Molecular Biology

Description

Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, ...