Studi  tentang  masyarakat   Betawi  yang  telah dilakukan  oleh  para ahli selama ini lebih menitik beratkan pada unsur budaya, demografi dan adat  istiadat  yang  terdapat  di dalam  komunitas  tersebut,  seperti Lance Castle  yang melihatn.ya dari sudut demografi  dalam bukunya" The Ethnic  Profile of  Djakarta" (1967). Masyarakat  Betawi  yang memiliki  garis sejarah dengan kerajaan Jayakarta dikenal memiliki  keyakinan agama yang kuat dan memegang teguh adat istiadat yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya secara turun temurun. Hal inilah  yang meyebabkan masyarakat Betawi menjadi suatu komunitas yang memiliki ciri khas tersendiri dilihat dari kultur dan adat istiadatnya. Seiring dengan perkembangan sosiokultural yang  ada  saat  ini, masyarakat etnis Betawi  yang selama ini dikenal dengan fanatisme   kultur  dan religi yang kuat turut mengalami  perubahan. Namun  demikian, pada tempat-tempat tertentu di Jakarta yang memiliki mayoritas komunitas Betawi seperti Condet, Cawang, Kampung Pulo dan Kebon Kacang masih memiliki fanatisme kultur  dan  religi yang   masih  dipegang teguh. Nilai-nilai budaya yang masih dipegang  teguh  ini tentunya  turut mempengaruhi perilaku masyarakat Betawi, baik yang bersifat internal maupun eksternal termasuk cara-cara dalam bergaul dan menjalin hubungan dengan etnis lain yang ada di dalam komunitas tersebut. Dalam hal ini tentunya menarik untuk mengetahui proses pembentukan dan pengembangan hubungan antar etnis betawi dan non-Betawi yang ada di Jakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan tersebut sehingga hubungan pertemanan dapat berlanjut dari satu tahap ke tahap berikutnya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2005