Lebih dari 70 persen produksi migas di Indonesia juga didunia saat ini dihasilkan oleh lapangan migas “tua”. Peluang dan tantangan untuk berurusan dengan Lapangan “tua” adalah bagaimana kita dapat: Merencanakan dan mengerjakan apa yang belum dikerjakan oleh operator terdahulu; Memaksimalkan hasil perbaikan sumur dan reservoir; Mengurangi atau memperlambat laju penurunan produksi; dan Beroperasi lebih efektif dan efisien. Lapangan Sembakung, Kalimantan Timur sebagai lapangan migas ”tua” telah beberapa kali dioperasikan oleh operator yang berbeda sejak 36 tahun yang lalu yang dimulai diproduksikan pada tahun 1977. Berdasarkan hasil pemboran sumur-sumur pengembangan, dan dari evaluasi tekanan reservoir, Qoi, Kumulatif Produksi masing-masing lapisan produktif serta lokasi dari sumur disimpulkan bahwatipikal perangkap hidrokarbon di Sembakung adalah ”Stratigrafic Trap” dengan derajat kompartemental yang tinggi. Untuk pengembangan selanjutnya dilakukan dengan konsep pemboran pengembangan berdasarkan strategi ”grid base drilling” dengan target penyebaran dari kanal dan bar batupasir disekitar Struktur Utama Sembakung dan terbukti. Kunci keberhasilan ini merupakan hasil kerjasama multi disiplin Tim, dengan ”Leadership” yang profesional berdasarkan evaluasi ”Post Mortem” secara konferehensif yang menjadikan pemahaman yang baik pada reservoir yang dikelolauntuk merencanakan eksploitasi yang optimal selanjutnya.
Copyrights © 2018