Saat ini proyek konstruksi khususnya bangunan gedung, dapat dikatakan sedang berkembang pesat seiring dengan berkembangnya zaman serta kehidupan manusia. Semakin besar proyek konstruksi, tentunya akan menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks pula, termasuk permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa perlu adanya studi penelitian tentang analisis risiko K3 pada salah satu gedung di Kota Palangka Raya yang pada kenyataannya belum menerapkan K3 pada proyeknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi selama pembangunan proyek konstruksi tersebut dan mengetahui seberapa besar nilai tingkat risiko pada setiap item pekerjaannya untuk selanjutnya menetapkan pengendalian terhadap risiko yang mungkin terjadi. Data yang diperoleh berupa nilai dengan skala 1-3 untuk akibat/keparahan dan peluang/kemungkinan yang merupakan hasil wawancara kepada pengawas lapangan yang bertanggungjawab pada proyek tersebut dengan menggunakan formulir HIRADC. Selanjutnya dilakukan analisis dengan mengalikan nilai akibat dan kemungkinan hingga diperoleh nilai total tingkat risiko setiap pekerjaannya dan selanjutnya menetapkan pengendaliannya. Hasil proses identifikasi bahaya, didapat kemungkinan-kemungkinan bahaya yang dapat terjadi pada setiap pekerjaan antara lain pekerja mengalami luka/lecet/tergores pada tangan atau kaki, terjepit besi, mengalami gangguan pernafasan karena debu di lokasi kerja, semen, atau karena debu dari potongan keramik, pekerja mengalami dehidrasi/kepanasan dan sakit pinggang, kebisingan yang ditimbulkan excavator pada saat penggalian tanah, serta kemungkinan kulit tangan pekerja terkelupas karena terkena campuran semen. Dengan mengalikan nilai akibat dan peluang, maka diperoleh item pekerjaan dengan nilai tingkat risiko K3 tertinggi pertama adalah pada pekerjaan pelat lantai dan pelat atap sebesar 2,63 dengan kategori risiko K3 rendah. Nilai tingkat risiko K3 tertinggi kedua adalah pada pekerjaan galian tanah sebesar 2,5 dengan kategori risiko K3 rendah. Nilai tingkat risiko K3 tertinggi ketiga adalah pada pekerjaan pembalokan sebesar 2,43 dengan kategori risiko K3 rendah. Cara pengendalian risiko dan bahaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecelakaan kerja pada saat pembangunan gedung ruko ini adalah dengan melakukan pengendalian eliminasi serta dengan menyediakan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.Kata kunci: Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Proyek Konstruksi Gedung, HIRADC.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2015