Dewasa ini industri maritim Indonesia mulai menunjukkan eksistensi pada bidang produksi kapal. Seiring dicanangkannya program poros maritim atau Tol Laut oleh pemerintah, diikuti peningkatan permintaan pelanggan kepada industri galangan untuk proyek pembangunan kapal. Tidak hanya kapal niaga yang dibangun, namun kapal ambulans juga dibangun untuk menyukseskan program tersebut. Proses pembangunan kapal memerlukan penjadwalan dan perancangan anggaran yang matang. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan dua metode sebagai alternatif percepatan waktu dan biaya untuk proyek pembangunan speedboat ambulans 8-meter. Berdasar data perusahaan yang diperoleh, terjadi keterlambatan antara waktu rencana dan waktu realisasi. Proyek dijadwalkan selesai dalam waktu 61 hari namun mengalami keterlambatan hingga 71 hari. Kajian ini membandingkan metode crash program dan fast-track dalam hal percepatan waktu penyelesaian proyek dan biayanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu produksi dapat direduksi menjadi lebih cepat dari rencana semula, namun dari segi biaya terdapat selisih antara kedua metode tersebut. Metode fast-track membutuhkan waktu 43 hari dengan penambahan jam lembur untuk pekerja dan biaya Rp 527.070.000,- karena melakukan pekerjaan tumpang tindih pada kegiatan yang mengalami lintasan kritis. Sedangkan metode crash program membutuhkan waktu 51 hari dengan penambahan jam lembur untuk pekerja dab biaya sebesar Rp 538.640.714,-.
Copyrights © 2018