Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisa Penjadwalan Produksi Speedboat Ambulans Menggunakan Metode Fast-track dan Crash Program Suhardjito, Gaguk; Hardiyanti, Fitri; Desynta, Finda
Jurnal Teknologi dan Terapan Bisnis Vol 1 No 02 (2018): Oktober
Publisher : AKADEMI KOMUNITAS SEMEN INDONESIA GRESIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini industri maritim Indonesia mulai menunjukkan eksistensi pada bidang produksi kapal. Seiring dicanangkannya program poros maritim atau Tol Laut oleh pemerintah, diikuti peningkatan permintaan pelanggan kepada industri galangan untuk proyek pembangunan kapal. Tidak hanya kapal niaga yang dibangun, namun kapal ambulans juga dibangun untuk menyukseskan program tersebut. Proses pembangunan kapal memerlukan penjadwalan dan perancangan anggaran yang matang. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan dua metode sebagai alternatif percepatan waktu dan biaya untuk proyek pembangunan speedboat ambulans 8-meter. Berdasar data perusahaan yang diperoleh, terjadi keterlambatan antara waktu rencana dan waktu realisasi. Proyek dijadwalkan selesai dalam waktu 61 hari namun mengalami keterlambatan hingga 71 hari. Kajian ini membandingkan metode crash program dan fast-track dalam hal percepatan waktu penyelesaian proyek dan biayanya. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu produksi dapat direduksi menjadi lebih cepat dari rencana semula, namun dari segi biaya terdapat selisih antara kedua metode tersebut. Metode fast-track membutuhkan waktu 43 hari dengan penambahan jam lembur untuk pekerja dan biaya Rp 527.070.000,- karena melakukan pekerjaan tumpang tindih pada kegiatan yang mengalami lintasan kritis. Sedangkan metode crash program membutuhkan waktu 51 hari dengan penambahan jam lembur untuk pekerja dab biaya sebesar Rp 538.640.714,-.
IDENTIFIKASI GARIS STABILITAS MELINTANG KAPAL MELALUI PERCOBAAN KEMIRINGAN MENGGUNAKAN DELPHI BERBASIS ARDUINO Rachman, Isa; Subiyanto, Lilik; Suhardjito, Gaguk; Indartono, Arie
Transmisi Vol 16, No 3 (2014): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.176 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.16.3.121-127

Abstract

Abstrak   Stabilitas kapal pada berbagai kondisi selama penambahan, pengurangan atau pemindahan muatan dan selama pelayaran dapat dihitung dengan mengetahui kondisi stabilitas awal kapal terlebih dahulu. Pada umumnya stabilitas awal kapal hanya terbatas pada stabilitas melintang. Hal ini berarti bahwa garis stabilitas melintang berat kosong kapal harus diketahui terlebih dahulu dengan cara melaksanakan percobaan kemiringan. Garis stabilitas melintang kapal meliputi garis KM, garis KB, garis BM, garis GZ, garis GM dan garis KG. Nilai garis KM dan garis KB dapat diperoleh dari kurva hidrostatis kapal, sedangkan nilai garis BM, garis GZ, garis GM dan garis KG dapat diperoleh dari percobaan kemiringan. Secara konvensional, percobaan kemiringan dilakukan menggunakan pendulum/bandul pada garis CL. Pada penelitian ini dibahas mengenai identifikasi garis stabilitas melintang kapal melalui percobaan kemiringan menggunakan pemrograman Delphi berbasis mikrokontroler Arduino yang berfungsi sebagai inclinometer. Tingkat keakurasian inclinometer dihitung dengan cara membandingkannya dengan pendulum dan busur derajat yang berfungsi sebagai alat ukur sudut acuan. Identifikasi garis stabilitas melintang kapal melalui hasil pengujian percobaan kemiringan menggunakan inclinometer dapat dilakukan secara cepat, praktis dan memiliki tingkat akurasi rata-rata yang lebih baik jika dibandingkan menggunakan pendulum dengan prosentase tingkat keakurasian rata-rata adalah 99,78 % dan prosentase tingkat error rata-rata adalah 0,22 % untuk sudut percobaan kemiringan 0o-4o.   Kata kunci : stabilitas, melintang, kemiringan, garis, inclinometer.     Abstract   Stability of the ship under varying conditions during the addition, reduction or displacement of load and during the cruise can be calculated by knowing the condition of initial stability ship first. Generally, the initial stability of the ship is confined to the transverse stability. This means that line of the transverse stability of the lightship must be known in advance by carrying out the inclining experiment. Line of the transverse stability of the ship include KM, KB, BM, GZ, GM and KG. Value of KM and KB can be obtained from the ship hydrostatic curve, while value of BM, GZ, GM and KG can be obtained from the inclining experiment. Conventionally, the inclining experiment carried out using a pendulum at CL. In this study discussed identification the line of the transverse stability of the ship through the inclining experiments using the Delphi programming based on Arduino microcontroller that functions as an inclinometer. Inclinometer accuracy rate is calculated by comparing it with a pendulum and a protractor that functions as a reference. Identification the line of the transverse stability of the ship through the test results of the inclining experiment using inclinometer can be done quickly, practically and having an average degree of accuracy that is better than using a pendulum with a percentage of the average accuracy rate was 99,78 % and the average error rate was 0,22 % for the inclining experiment angle 0o-4o.   keywords : stability, transverse, inclining, line, inclinometer.
TINJAUAN EKONOMIS ALIH FUNGSI KAPAL FERI PENYEBERANGAN SURABAYA - MADURA SEBAGAI KAPAL PARIWISATA H, Agung Laksana Y A; I B, Indra Taufiqi R; Setiawan, Bambang Teguh; Suhardjito, Gaguk
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 10, No 2 (2013): Juni
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.217 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v10i2.5121

Abstract

Fasilitas transportasi dan akomodasi yang dimiliki PT. ASDP ada barmacam macam salah satunya adalah kapal penyebrangan atau kapal feri. Tetapi saat ini sehubungan dangan telah beroperasinya jembatan Suramadu keberadaan kapal feri sebagai kapal penyeberangan Surabaya Madura tidak lagi utama. Oleh karena itu, timbul satu ide untuk mengalihfungsikan kapal feri penyeberangan Surabaya Madura menjadi kapal pariwisata. Rute kapal wisata ini adalah wialayah sekitar jembatan Suramadu di karenakan view pemandangan di sekitar jembatan Suramadu menarik untuk di nikmati. Konsep keseluruhan dari tinjauan ekonomis ini adalah perhitungan biaya redesain kapal feri menjadi kapal pariwisata. Biaya tersebut meliputi biaya plat baja untuk bangunan atas, biaya materual kaca, material kayu, biaya peralatan dan biaya tenaga kerja. Dan juga perhitungan keuntungan kapal feri sebelum dan sesudah diredesain. Termasuk juga perhitungan nilai ekonomis yang meliputi perhitungan Net Present Value atau nilai investasi. Internal Rate of Return yaitu menghitung suku bunga pengembalian dan Payback Period yaitu menghitung pembayaran kembali. Dari hasil perhitungan dan perencanaan maka didapat biaya operasional sebelum redesain sebesar Rp 27.420.434,00 dan biaya operasional sesudah redesain sebesar Rp 97.019.200,00. Jadi ada tambahan biaya operasional  Rp 69.598.766,00. Pemasukan sebelum redesain Rp 209.195.155,00 dan Pemasukan sesudah redesain Rp 210.000.000,00  Jadi ada tambahan pemasukan sebesar Rp 804.845,00. Sehingga besarnya selisih pendapatan bersih kapal sesudah dan sebelum di redesain sebesar Rp 68.793.321,00           . Redesain kapal feri penyebrangan Surabaya-Madura menjadi kapal pariwisata tidak bisa di laksanakan atau tidak layak mengingat biaya operasional yang lebih besar dan pemasukan yang hampir sama dengan kapal feri penyebrangan
Pelatihan Pembuatan Miniatur Kapal Nelayan Berbahan Fiber-Reinforced Plastic (FRP) bagi Siswa SMKN 1 Tambakboyo Tuban Radianto, Denny Oktavina; Sumardiono, Sumardiono; Suhardjito, Gaguk; Wibawa, I Putu Arta; Soelistijono, Rachmad Tri
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 1 (2021): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v5i1.4646

Abstract

Community service entitled Training on Making Miniature Fishing Boats Made of Fiber-Reinforced Plastic (FRP) for Students of SMKN 1 Tambakboyo, Tuban City With the background of the existence of Tuban City as one of the coastal areas which is still trying to develop its community resources in the marine sector. Several vocational schools in Tuban have opened shipping and shipping engineering majors. Generally, these SMK students are taught how to operate supporting equipment for repair or management of ship transportation according to industrial needs. The purpose of this community service is to provide skills to students, especially at SMKN 1 Tambakboyo Tuban on how to make miniature fishing boats made of Fiber-Reinforced Plastic (FRP). Through shipbuilding skills that are more efficient in operation, it is hoped that the next generation of fishermen will have economic competitiveness because they are able to produce and use ships as efficient fishing facilities. The training was conducted online on Sunday 27 September 2020. The number of training participants was 53 participants from several schools in Tuban.
Pelatihan Pembuatan Miniatur Kapal Berdasar Standar Desain Berbahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) untuk Kelompok Pengrajin di Wilayah Pantai Situbondo Utomo, Agung Prasetyo; Apriani, Mirna; Ruddianto, Ruddianto; Suhardjito, Gaguk; Wibawa, I Putu Arta; Nugraha, Anggara Trisna; Cahyono, Luqman
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 7 No 2 (2023): AGUSTUS - DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v7i2.3808

Abstract

Pergerakan ekonomi masyarakat wilayah pesisir Situbondo didominasi oleh pemanfaatan budidaya hasil laut dan sektor pariwisata. Pemanfaatan budidaya hasil laut sangat dipengaruhi oleh kondisi alam namun lain halnya dengan masyarakat yang bergerak dalam sektor pariwisata, Masyarakat dari sektor wisata tetap memiliki penghasilan harian dari produk produk yang mereka kerjakan, seperti para pengerajin souvenir. Namun produk yang mereka jual memiliki nilai jual yang tidak sebanding dengan proses pengerjaan yang mereka lakukkan. Contohnya adalah pembuatan miniatur kapal, dimana proses pengerjaannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran serta masih dilakukan secara otodidak yang lama untuk mendapatakan produk yang baik. Proses yang panjang dan rumit ini tidak sebanding dengan harga jual miniatur kapal yang murah di pasaran. Beberapa penyebab dari permasalahan tersebut adalah meningkatnya harga dan sulitnya material kayu yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada masyarakat di kawasan pesisir, agar dapat mendukung keanekaragaman produk dari sektor pariwisata dengan cara memberikan informasi terkait proses pembuatan miniatur kapal dengan standard desain dan material alternatif. Kegiatan dimulai dengan scale down dilakukan dengan perbandingan 1:25 dari ukuran kapal sebenarnya. Metode yang digunakan berupa ceramah tatap muka, pemutaran video, diskusi tanya jawab dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan mould (cetakan) lambung kapal hingga finishing kapal secara utuh. Setelah kegiatan penyampaian materi dilanjutkan dengan peragaan oleh trainer dan praktik oleh masyarakat sebagai peserta pelatihan. Proses evaluasi kegiatan menggunakan metode kualitatif dengan membandingkan hasil praktik masyarakat dengan cetakan yang telah dibuat sebagai contoh. Melalui kegiatan ini telah dihasilkan dua cetakan dari masing-masing kelompok peserta serta satu buah miniatur kapal utuh.
ANALYSIS OF MAN-HOUR REQUIREMENTS AND SCHEDULING FOR FLOATING DOCK REPAIRS Ramadhani, Salsabila; Hardiyanti, Fitri; Suhardjito, Gaguk; Soelistijono, Rachmad Tri; Wahidin, Aang
Journal of Marine-Earth Science and Technology Vol. 4 No. 3 (2023): December
Publisher : Marine & Earth Science and Technology Research Center, DRPM, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j27745449.v4i3.1064

Abstract

A floating dock (FD) is a platform for ship construction and repair. Structural damages to a FD can significantly reduce ship docking productivity, leading to substantial losses for shipyard companies. In order to restore its operational capabilities, repairing the damaged FD becomes essential. This research aims to plan and analyze the schedule to ensure the efficiency and effectiveness of FD repair activities. The process begins with the establishment of a Work Breakdown Structure (WBS), followed by determining the required man hours (MH) and scheduling using the Precedence Diagram Method (PDM). Finally, the S-curve is made for monitoring the progress of the FD repairment. The findings of this study, based on a case study involving a 6700 TLC FD, reveal a WBS comprising 66 repair tasks including two tasks for FD testing and finishing in addition to four areas of hull, walls, deck and tanks, piping systems, and machinery. The MH requirement for these tasks is 4048 MH. From the scheduling results, it was found that the duration was 12 days, with a total of 53 critical activities and 25 critical paths in the floating dock repair work using the precedence diagram method.
PELATIHAN PEMANFAATAN MINYAK BERLEBIH DAN TERSISA MENJADI LILIN RELAKSASI SEBAGAI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG EKONOMI SIRKULAR DAN PENGELOLAAN LIMBAH BERKELANJUTAN Utomo, Agung Prasetyo; Cahyono, Luqman; Fahmi, M Rizal; Apriani, Mirna; Nugraha, Anggara Trisna; Tiyasmihadi, Tri; Suhardjito, Gaguk; Ningrum, Dwi Setia
MIMBAR INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 4 No 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Biro Administrasi dan Akademik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/mimbarintegritas.v4i2.6391

Abstract

Minyak dari sisa penggorengan atau disebut minyak jelantah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang sering dibuang secara sembarangan, hal ini berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan data Publikasi Indonesia Oilseeds and Products Annual 2019, konsumsi minyak goreng rumah tangga Indonesia mencapai 16,2 miliar liter atau setara dengan 13 juta ton. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan lebih dari 3 juta ton limbah minyak goreng per tahun, yang sebagian besar dibuang sembarangan sehingga mencemari tanah dan perairan. Di sisi lain, minyak jelantah memiliki potensi untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti lilin Beraroma Relaksasi. Inovasi pemanfaatan minyak berlebih dan tersisa (MELISA) menjadi lilin Beraroma Relaksasi tidak hanya memberikan solusi pengelolaan limbah ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola limbah sisa minyak menjadi lilin Beraroma Relaksasi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mengurangi dampak negatif dari limbah minyak tersebut. Sasaran pelatihan ini merupakan ibu-ibu dharma wanita di SMK Negeri 3 Buduran Sidoarjo. Adapun metode pelatihan ini meliputi ceramah, demonstrasi, dan praktik langsung. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta mengalami peningkatan pemahaman dan kemampuan dalam proses pembuatan lilin Beraroma Relaksasi berbasis minyak jelantah. Produk yang dihasilkan sudah sama dengan produk lilin dipasaran, hal ini menunjukan potensi untuk dikembangkan secara komersial cukup layak dan masyarakat muncul kesadaran terhadap pengelolaan limbah berkelanjutan.