ABSTRAK Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari orientasi obat (drug oriented) ke orientasi pasien (patient oriented). Sebagai konsekuensinya, tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Penyimpanan obat dan pelayanan informasi obat merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian. Hal ini mengakibatkan baik prosedur penyimpanan obat maupun pelayanan informasi obat menjadi hal yang sangat penting dan saling mendukung satu sama lain untuk menciptakan pelayanan kefarmasian yang lebih komprehensif. Penyimpanan obat merupakan mata rantai yang penting dalam proses pengelolaan obat secara keseluruhan. Sistem penyimpanan harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi mutu obat dan mutu pelayanan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode analisis deskriptif yang menggambarkan tata cara penyimpanan obat dan pelayanan obat pada pelayanan informasi dan konsultasi obatnya kepada pasien dengan menggunakan kuisioner dan observasi langsung dengan pasien dan petugas pengelola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi penyimpanan obat, dilihat dari sarana penyimpanan atau tempat penyimpanan, penyimpanan vaksin, dan penyimpanan alat kesehatan umumnya sudah sesuai dengan tata cara penyimpanannya. Sistem penyimpanan yang masih kurang diperhatikan hanya beberapa komponen dari kondisi fisik yaitu tidak adanya ventilasi udara maupun kurangnya sirkulasi didalam ruangan penyimpanan obat. Sedangkan dari segi pelayanan obat tidak semua informasi obat dilakukan secara rutin. Hanya jenis informasi tertentu saja yang sering diberikan oleh petugas farmasi dan diterima oleh pasien pada saat pelayanan informasi obat, yaitu informasi tentang dosis penggunaan obat, waktu pemakaian obat, dan cara pemakaian Kata kunci : . Sistem penyimpanan obat, puskesmas, purwokerto
Copyrights © 2010