Moeslich Hasanmihardja
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PELAKSANAAN PENYIMPANAN OBAT DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS DI KOTA PURWOKERTO Agus Priyanto; Moeslich Hasanmihardja; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 03 Desember 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i3.582

Abstract

ABSTRAK Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari orientasi obat (drug oriented) ke orientasi pasien (patient oriented). Sebagai konsekuensinya, tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Penyimpanan obat dan pelayanan informasi obat merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian. Hal ini mengakibatkan baik prosedur penyimpanan obat maupun pelayanan informasi obat menjadi hal yang sangat penting dan saling mendukung satu sama lain untuk menciptakan pelayanan kefarmasian yang lebih komprehensif. Penyimpanan obat merupakan mata rantai yang penting dalam proses pengelolaan obat secara keseluruhan. Sistem penyimpanan harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi mutu obat dan mutu pelayanan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode analisis deskriptif yang menggambarkan tata cara penyimpanan obat dan pelayanan obat pada pelayanan informasi dan konsultasi obatnya kepada pasien dengan menggunakan kuisioner dan observasi langsung dengan pasien dan petugas pengelola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi penyimpanan obat, dilihat dari sarana penyimpanan atau tempat penyimpanan, penyimpanan vaksin, dan penyimpanan alat kesehatan umumnya sudah sesuai dengan tata cara penyimpanannya. Sistem penyimpanan yang masih kurang diperhatikan hanya beberapa komponen dari kondisi fisik yaitu tidak adanya ventilasi udara maupun kurangnya sirkulasi didalam ruangan penyimpanan obat. Sedangkan dari segi pelayanan obat tidak semua informasi obat dilakukan secara rutin. Hanya jenis informasi tertentu saja yang sering diberikan oleh petugas farmasi dan diterima oleh pasien pada saat pelayanan informasi obat, yaitu informasi tentang dosis penggunaan obat, waktu pemakaian obat, dan cara pemakaian Kata kunci : . Sistem penyimpanan obat, puskesmas, purwokerto
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS Desta Kurniawan; Moeslich Hasanmihardja; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.431

Abstract

Perilaku penggunaan obat oleh pasien, sangat dipengaruhi oleh informasi yang diterima pasien mengenai obat-obat yang digunakannya. Oleh karena itu kualitas informasi yang mengiringi penggunaan suatu obat sama pentingnya dengan kualitas obat itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pasien peserta Jamkesmas rawat inap di RSU Banyumas merasa puas terhadap pelayanan informasi obat yang diberikan. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan model pendekatan secara observasional. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survey yaitu dengan penyebaran kuisioner kepada 88 reponden dengan cara mengambil seluruh populasi peserta jamkesmas rawat inap dibangsal penyakit dalam RSU Banyumas pada tanggal 1 April sampai dengan 20 Mei 2009. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas pelayanan informasi obat terhadap kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap di RSU Banyumas dengan nilai korelasi sebesar 0,308. Hal ini berarti semakin positif kualitas pelayanan informasi obat, maka akan diiringi dengan meningkatnya kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap. Kata kunci : Kualitas pelayanan informasi obat, kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap, RSU Banyumas.
Kombinasi Obat Antituberkulosis Pasien Anak Rawat Jalan Askes di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo Moeslich Hasanmihardja; Iskandar Sudirman; Budi Raharjo; Riris Nurmila D.
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 05 No. 01 April 2007
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2859.551 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang kombinasi obat antituberkulosis yang paling banyak digunakan pada pasien anak rawat jalan Askes di RSUD Prof.Dr. Margono Soekarjo Purwoketo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kombinasi obat yang paling banyak digunakan tersebut berinteraksi. Data kombinasi obat diteliti dengan mengamati rekan medik pasien anak rawat jalan Askes. Data yang diambil meliputi pengamatan resep, tabulasi data yang kemudian dianalisis secara deskripstif non analitik. Hasil analisis menunjukan bahwa kombinasi obat antituberkulosis yang paling banyak digunakan adalah isoniazida dan rifampisin. Pasien yang diteliti sebanyak 179 pasien. 87,71% pasien potensial terjadi interaksi obat yang signifikan secara klinis, 49,04% mengalami kenaikan SGPT dan atau perbandingan SGOT terhadap SGPT akibat kombinasi obat, 1,29% manifes dan 1,29% meninggal. Dari hasil tersebut ternyata isoniazida dan rifamfisin mempunyai efek samping kombinasi obat hepatotoksik.
PENGARUH PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN PASIEN JAMKESMAS DI BANGSAL NON BEDAH RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO DALAM MENGGUNAKAN OBAT PER ORAL PADA TAHUN 2009 Widya Prilansari; Moeslich Hasanmihardja; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.556

Abstract

ABSTRAK Penggunaan obat oleh pasien dipengaruhi oleh informasi yang diterima pasien mengenai obat yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pelayanan informasi obat terhadap kepatuhan pasien jamkesmas di bangsal non bedah di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto dalam menggunakan obat per oral. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan model observasional. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi spearman rank. Hasil penelitian diperoleh dengan nilai korelasi yaitu -0,018 dengan jumlah 121 responden. Selanjutnya dilakukan uji signifikan dan hasil yang diperoleh t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,19
TINGKAT KEBERHASILAN TERAPI TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2009 Sugeng Romandhani; Moeslich Hasanmihardja; Wahyu Utaminingrum
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 01 April 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v8i1.592

Abstract

ABSTRAK Penelitian mengenai tingkat keberhasilan terapi tuberkulosis telah dilakukan di puskesmas kabupaten Purbalingga tahun 2009. Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan terapi tuberkulosis dilihat dari angka konversi, angka kesembuhan, dan persentase angka penemuan penderita baru (CDR). Data diambil dari rekam medik yakni semua pasien tuberkulosis yang didiagnosa dan selesai masa pengobatan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2009. Data yang didapat sebanyak 138 kasus kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka konversi untuk kategori I sebesar 86,96% dan untuk kategori II sebesar 100% (target 80%). Angka kesembuhan untuk kategori I sebesar 86,96% dan untuk kategori II sebesar 100% (target 85%). Serta untuk persentasi angka penemuan penderita baru (CDR) sebesar 60% (target 70%),angka penjaringan suspek 71 orang,proporsi pasien TB BTA positif diantara suspek 21,59 %,proporsi pasien TB paru positif diantara semua pasien TB paru 100 %,proporsi pasien TB anak diantara seluruh pasien TB 6 %,angka notifikasi kasus (CNR) 49 orang,angka keberhasilan terapi 99,27 %.Dari hasil angka konversi, angka kesembuhan, dan persentase angka penemuan penderita baru tersebut dapat disimpulkan bahwa terapi tuberkulosis di Puskesmas kabupaten Purbalingga dinyatakan belum berhasil karena untuk presentase angka penemuan penderita baru (CDR) masih dibawah standar yang telah ditetapkan DEPKES. Kata kunci : tingkat keberhasilan, tuberkulosis, Puskesmas Purbalingga ABSTRACT Research on tuberculosis treatment success rate has been performed in Purbalingga district health center in 2009. Tuberculosis is a disease caused by Mycobacterium tuberculosis bacilli. The purpose of this study was to determine the level of success of treatment for tuberculosis seen from the conversion rate, cure rate, and percentage of new case detection rate (CDR). Data retrieved from medical records that all TB patients are diagnosed and completed treatment period from January until December 2009. Data obtained 138 cases and then analyzed by descriptive The results of this study indicate that the conversion rate to 86.96% for category I and category II by 100% (target 80%). Cure rate for category I by 86.96% and for 11 categories by 100% (target 85%). And for the percentage of new case detection rate (CDR) of 60% (target 70%), the rate of crawl of 71 suspects, the proportion of smear positive TB patients were suspected of 21.59%, the proportion of pulmonary TB patients were positive among all pulmonary TB patients were 100%, proportion of children among all TB patients 6% of TB patients, case notification rate (CNR) 49 persons, 99.27% success rate of therapy. From the results of the conversion rate, cure rate, it can be concluded that the therapy of tuberculosis in health centers Purbalingga declared unsuccessful due to a percentage, new case detection rate (CDR) was still below, the standards set DEPKES. Keywords: success rate, tuberculosis, health center Purbalingga
PENGARUH PELAYANAN KEFARMASIAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN APOTEK DI WILAYAH PURWOKERTO Zumrotul Anisah; Moeslich Hasanmihardja; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 01 April 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.544

Abstract

ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan bentuk pelayanan dan tanggungjawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, sehingga pelayanan kefarmasian sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen / pasien di apotek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek dan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen di apotek Purwokerto. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survei yaitu dengan penyebaran kuisioner kepada responden apoteker dan konsumen apotek. Responden apotek yang diambil mengikuti jumlah apotek yang dijadikan untuk penelitian yaitu 4 apotek. Pemilihan apotek berdasarkan teknik area random sampling. Responden konsumen diambil 400 responden berdasarkan teknik accidental sampling. Data di analisis menggunakan program SPSS for Window Ver 16. Dari hasil analisis diperoleh nilai signifikan (p) 0,318 > 0,05 sehingga didapatkan kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pelayanan kefarmasian dengan tingkat kepuasan konsumen apotek di wilayah Purwokerto, dan menurut konsumen secara keseluruhan pelayanan kefarmasian di apotek Purwokerto sudah memuaskan. Kata Kunci: Kualitas pelayanan kefarmasian, kepuasan konsumen apotek. ABSTRACT Pharmaceutical care was care and responsibility dispenser professian in pharmacy job to increase the quality of costumer life. So pharmaceutical care was very influence to costumer’s satisfied in dispensary. The aims of the research were to find out the implementation of pharmaceutical care in dispensary of Purwokerto. The writer used analytic descriptive by using approach method of observation. Data used was primer data which was obtained through survey where by spread out the question to respondent such as apothecary and consumer. The write took 4 dispensaries as place of the research. Dispensary was chosen based on area random sampling. Costumer’s respondents were taken based on accidental sampling technique. The data was analyzed by SPSS program for Window Ver 16. The result of analysis was obtained the signifikan value (p) 0.318 > 0.05. It means that there is no valid relation between phamaceutical service and dispensaries consumer satisfaction rate in Purwokerto, and according to all consumer said that pharmaceutical care in dispensary of Purwokerto have satisfied. Key words : The quality of pharmaceutical care, dispensary costumer satisfaction.
PERBANDINGAN TINGKAT KEBERHASILAN TERAPI TUBERKULOSIS PADA PUSKESMAS YANG SUDAH BERSERTIFIKAT ISO DAN TIDAK DI KABUPATEN PURBALINGGA Patmiatun Patmiatun; Moeslich Hasanmihardja; Wahyu Utaminingrum
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 01 April 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v8i1.597

Abstract

ABSTRAK Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sebagai penyebab kematian ke 3 terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan nomor 1 terbesar penyebab kematian dalam kelompok penyakit infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan terapi Tuberkulosis antara Puskesmas yang telah Sersertifikat ISO (Puskesmas Padamara) dan yang belum bersertifikat ISO (Puskesmas Serayu Larangan) dengan menggunakan indikator keberhasilan dan kemajuan penanggulangan TB dari Departemen Kesehatan RI dan perbandingan tingkat kesembuhan TBC menggunakan Chi Kuadrat Dua Sampel.. Data diambil dari rekam medik yaitu semua pasien yang didiagnosa dan selesai masa pengobatan mulai bulan Juli 2009 sampai bulan Juni 2010. Data kemudian dianalisis untuk mendapatkan indikator keberhasilan terapi TBC. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan antara puskesmas yang telah bersertifikat ISO 2001 - 2008 dan yang belum bersertifikat ISO. Kata kunci : Perbandingan terapi TBC, tuberkulosis, Sertifikat ISO. ABSTRACT Tuberculosis is a kind of disease caused by Mycobacterium tuberculosis basille. It belongs to the third most of the deadly disease after Cardiovaskuler and Respiration disease, while the first deadly disease comes from infection disease group. The aim of this research is to know the succesfull level of tuberculosis therapy between ISO certified Puskesmas (Puskesmas Padamara) and ISO uncertified puskesmas (Puskesmas Serayu Larangan) by using the succesfull indicator and the comparison of TBC’s cure rate with two samples chi-square test. The data was taken from medical record of all diagnosed patients whose its cure started from July 2009 until June 2010. The data then was analized to get the indicator of TBC’s successful level. This research shows that there is no difference between ISO 2001-2008 certified Puskesmas and ISO uncertifiedPuskesmas. Keywords : The comparison of TBC therapy, tuberculosis, ISO certificate.
PENGARUH PENYULUHAN OBAT TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PENGOBATAN SENDIRI DI KABUPATEN BANYUMAS Sugesti Hayuning Tyas; Didik Setiawan; Moeslich Hasanmihardja
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 01 Juli 2013
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v10i1.791

Abstract

ABSTRAK Pengobatan sendiri adalah upaya yang utama yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan kesehatan, sehingga untuk mengurangi konsumsi obat yang tidak sesuai diperlukan sosialisasi keamanan dalam melakukan pengobatan sendiri. Penelitian ini dilakuan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan obat terhadap peningkatan perilaku pengobatan sendiri di Kabupaten Banyumas. Selain itu juga untuk menganalisis keefektifan metode yang digunakan dalam penyuluhan obat dalam melakukan pengobatan sendiri. Alat yang digunakan berupa kuisioner yang diisi oleh responden dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Responden merupakan warga yang berdomisili di Kabupaten Banyumas, dengan jumlah 192 responden. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan racangan non-equivalen control group pretest dan postes. Selanjutnya data dianalisis dengan uji dependent-sampel t-test untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap perilaku pengobatan sendiri dengan α = 0,05. Sedangkan untuk melihat keefektifan metode antara metode diskusi kelompok dengan metode ceramah menggunakan leaflet menggunakan uji independen-sampel t-test dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diadakan penyuluhan obat baik dengan metode diskusi kelompok maupun ceramah menggunakan media leaflet yaitu dapat meningkatkan perilaku pengobatan sendiri yang berupa peningkatan pengetahuan dan sikap tentang pengobatan sendiri yang ditunjukan oleh p= 0,000. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui kedua metode mempunyai keefektifan yang sama untuk meningkatkan perilaku pengobatan sendiri yang ditunjukan dengan nilai p>0,05. Hal ini berarti kedua metode penyuluhan obat yang digunakan mempunyai keefektifan yang sama untuk meningkatkan perilaku pengobatan sendiri. Kata kunci: perilaku pengobatan sendiri, metode penyuluhan, ibu rumah tangga, Kabupaten Banyumas. ABSTRACT Self-medication is the mostly effort to coped health complaint, therefore to drug consume decrease unsuitable, it needed safety socialization to self-medication. The study was take to analyze the effect of drug counseling to self-medication increase in Banyumas regency. In addition to analyze the method effectiveness used in drug counseling to self-medication act. The instrument research used questionnaires in this study and purposive sampling used to took the sample. The respondents were 192 residents whom live in Banyumas regency. The type of research quasi-experimental with non-equivalent control group pretest and posttest research design. The data then analyzed by dependent-sampel t-test to find the effect of counseling to self-medication behavior in α = 0.05. While to find the effectiveness of between discussion group and lecture method by leaflet used independen-sampel t-test in α = 0.05. The results showed there significant different between before and after drug counseling by discussion goup and lecture method used leaflet media, able to self-medication attitude improved such as knowledge and attitude about self-medication (P= 0.000), also it can to know both of methods as effective as to self-medication attitude which showed P=0.05. It’s mean both of drug counseling methods used as effective as to self-medication attitude improvement. Key words: self medication attitude, counseling methods, housewife, Banyumas.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DOSIS DAN TERAPI PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) RAWAT INAP PENGGUNA ASKES DAN NON-ASKES DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Dwi Harningsih; Didik Setiawan; Moeslich Hasanmihardja
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 03 Desember 2012
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v9i3.735

Abstract

ABSTRACT DHF disease is one of dangerous infectious diseases that can cause death within a short time if not handled properly. Therefore, patients who detected dengue were diagnosed and underwent inpatient management should get prompt treatment to prevent a more dangerous condition, that is by providing drug treatment and the appropriate dose, especially for pediatric patients in the dose calculation should be kept. The objectives of this study are to compared incidence of dosage and therapy problems in DHF pediatric Askes and Non-askes hospitalization patients. In addition also to see payment systems influence to the incidence of dosage and therapy problems. Analytical observational research with cross sectional approach and Chi-square analyze method. The research subject is DHF pediatric Askes and Non-askes group each amount 90 patients. The results showed that dosage too high most likely to occur in patients Askes (P value = 0,759), and dosage too low most likely to occur in patients with non-health insurance (P value = 0,999). The problem of therapy occurs in Non-askes patients, such as requiring additional drug therapy (P-value = 0,988) and do not require drug therapy (P-value = 0,759). It’s mean no incidence different incidence of dosage and therapy problems in Askes and Non-askes patients. Key words: DHF pediatric hospitalized patients, dosage and therapy problems, askes and non-askes. ABSTRAK Penyakit DBD merupakan salah satu wabah penyakit infeksi berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat jika tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, pasien yang didiagnosis terjangkit DBD dan menjalani rawat inap harus mendapatkan penatalaksanaan terapi yang tepat untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan angka kejadian permasalahan dosis dan terapi pada pasien DBD anak rawat inap Askes dan Non-askes. Selain itu juga untuk melihat apakah ada pengaruh sistem pembayaran dengan angka kejadian permasalahan dosis dan terapi. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan metode analisis Chi-square. Subjek penelitian merupakan pasien DBD anak kelompok Askes dan Non-askes berjumlah masing-masing 90 pasien. Hasil penelitian menunjukkan permasalahan dosis berlebih paling banyak terjadi pada pasien Askes (P value = 0,759), dan dosis terlalu rendah paling banyak terjadi pada pasien Non-askes (P value = 0,999). Permasalahan terapi banyak terjadi pada Pasien Non-askes, berupa membutuhkan terapi obat tambahan (P-value = 0,988) dan tidak membutuhkan terapi obat (P-value = 0,759). Hal ini berarti tidak ada perbedaan angka kejadian permasalahan dosis dan terapi antara pasien Askes dan Non-askes. Kata kunci : pasien DBD anak rawat inap, permasalahanan dosis dan terapi, askes dan non-askes
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS Desta Kurniawan; Moeslich Hasanmihardja; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v6i3.430

Abstract

Perilaku penggunaan obat oleh pasien, sangat dipengaruhi oleh informasi yang diterima pasien mengenai obat-obat yang digunakannya. Oleh karena itu kualitas informasi yang mengiringi penggunaan suatu obat sama pentingnya dengan kualitas obat itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pasien peserta Jamkesmas rawat inap di RSU Banyumas merasa puas terhadap pelayanan informasi obat yang diberikan. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan model pendekatan secara observasional. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survey yaitu dengan penyebaran kuisioner kepada 88 reponden dengan cara mengambil seluruh populasi peserta jamkesmas rawat inap dibangsal penyakit dalam RSU Banyumas pada tanggal 1 April sampai dengan 20 Mei 2009. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas pelayanan informasi obat terhadap kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap di RSU Banyumas dengan nilai korelasi sebesar 0,308. Hal ini berarti semakin positif kualitas pelayanan informasi obat, maka akan diiringi dengan meningkatnya kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap. Kata kunci : Kualitas pelayanan informasi obat, kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap, RSU Banyumas.