ABSTRAK Dalam pengobatan TBC anak, dokter seringkali meresepkan obat anti tuberkulosis (OAT) anak secara kombinasi menjadi sediaan pulveres yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan dan keteraturan minum obat. Tetapi, pengobatan dengan lebih dari satu macam jenis obat yang dikombinasikan menjadi satu bentuk sediaan tertentu dapat memicu terjadinya interaksi yang akan menimbulkan ketidakstabilan obat tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjajaki adanya perubahan stabilitas fisik dan penurunan kadar rifampisin dan isoniasid dalam sediaan pulveres racikan OAT selama penyimpanan pada suhu ruang. Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu jenis eksperimental dengan rancangan penelitian one group pretest postest dan metode analisis data yang digunakan adalah one way anova. Selama penyimpanan 1 bulan stabilitas fisik sediaan pulveres OAT ini tidak mengalami perubahan yaitu serbuk kering, kemerahan dan bau khas . Tetapi, kadar rifampisin dan isoniasid yang merupakan komponen sediaan pulveres OAT mengalami penurunan. Kadar rata-rata penyimpanan rifampisin hari ke-0 sebesar 102,51%, hari ke-7 sebesar 101,88%, hari ke-14 sebesar 97,36%, hari ke-21 sebesar 95,19%, hari ke-28 sebesar 93,04%. Sedangkan, kadar rata-rata penyimpanan isoniasid hari ke-0 sebesar 104,66%, hari ke-7 sebesar 103,35%, hari ke-14 sebesar 94,55%, hari ke-21 sebesar 93,75%, hari ke-28 sebesar 92,69%. Hasil secara statistika menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2012