Sebagaimana yang terjadi di Indonesia. Arah dan kecendrungan administrasi publik di Bali tidak
terlepas dengan latar belakang keilmuan yang dimiliki dan tradisi yang terbangun dari asal
perguruan tinggi yang notabena berafiliasi pada perguruan tinggi di Jawa,. Sehingga dari sisi
“wadah” ada yang bernaung pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, seperti di UNUD,
Warmadewa, Ngurah Rai, Undiknas, Mahendradata, Panji Sakti, Stipol Wirabakti, dan yang
lainnya, ataupun ada yang di bawah Ilmu Administrasi seperti STIA. Merubah dan/atau
menyesuaikan nomenklatur untuk keseragaman “wadah”, tentu sangat menyulitkan secara
administratif. Akan tetapi, menyesuaikan isi menjadi keharusan sehingga teks tentang konsep, teori,
pendekatan dan metodologi ilmu administrasi publik menjadi relevan untuk menjawab persoalan
dan kepentingan publik.
Dengan demikian, arah dan kecendrungan administrasi publik di Bali, mengacu pada konsep dan
teori administrasi publik yang bersifat hibrid-interdisipliner, dengan mengangkat nilai-nilai
kearifan lokal yang sudah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat seperti Tri hita karana
(keseimbangan dan harmonisasi), yadnya (pengorbanan suci), tatwam asi (penghargaan,
pelayanan), desa, kala patra (otonomi), inovasi, kolaborasi. Nilai-nilai tersebut sangat relevan
dengan focus dan orientasi administrasi publik pada manajemen dan kebijakan publik dan
manajemen pemerintahan darah dan paradigma mutakhir administrasi publik yakni NPS.
Copyrights © 2018