Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menampilkan tinjauan historis dan kritik terhadap aksi-aksi radikalisme dengan dasar fundamentalisme di Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berkembangnya wacana terkait fundamentalisme dan radikalisme yang sering diidentikkan kepada kelompok Islam yang berkonotasi negatif di Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode kajian kritis-historis. Data dikumpulkan melalui studi literature dan pustaka terkait bebarapa organisasi islam yang terdiri dari; Darul Islam Atau Negara Islam Indonesia (NII); Majelis Mujahidin Indonesia (MMI); Hizbut Tahrir Indonesia (HTI); dan Front Pembela Islam (FPI). Hasil penelitian menujukkan bahwa fundamentalisme dan radikalisme merupakan kata jadian yang akar katanya tidak terdapat dalam bahasa kaum Muslim di berbagai negara yang berbahasa Arab. Fundamentalisme menurut istilah adalah penegasan aktivis agama tertentu yang mendefenisikan agama secara mutlak dan harfiah. Fundamentalisme sebagai reaksi terhadap modernisme muncul pada abad ke-XIX. Saat itu modernisme muncul sangat berapi-api di Amerika Serikat. Pada era 1990-an, ada perubahan format dan strategi yang mendasar dalam gerakan Islam radikal di Indonesia. Jika pada tahun-tahun sebelumnya gerakan ini berjalan secara laten dan selalu dihadang oleh Negara sehingga menimbulkan politik ketakutan bagi umat Islam maka pada era 1990-an gerakan Islam radikal justru muncul secara terang-terangan, seperti terlihat dalam gerakan Laskar Jihad, Jamaah Islamiah Ahlussunnah wal Jamaah, Ikhwanul Muslimin, Jamaah Mujahidin, Nurul Fikr, Front Pembela Islam dan Hizbut Tahrir Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa Fundamentalisme dan radikalisme bukanlah istilah yang berasal dari Islam tapi istilah dari agama kristen yang kemudian digunakan untuk Islam. Fundamentalisme dan radikalisme bisa terjadi pada kelompok manapun, baik berbau agama, sosial, maupun politik dan terjadi pada agama apapun. Fundamentalisme bisa baik jika tidak diiringi dengan aksi radikalisme. Oleh karena itu, pemahaman terhadap keyakinan atau paham yang dianut secara mendalam bisa dijadikan solusi agar nilai toleransi muncul pada paham fundamentalisme.
Copyrights © 2017