Sagu merupakan tumbuhan sumber karbohidrat dengan kandunga karbohidrat tertinggidibandingkan dengan tanaman pangan lainnya. Populasi sagu terbesar di Indonesai berada diPapua sebesar 90 % dari total 50 % sagu didunia yang ada di Indonesia. Pengolahan saguhanya menghasilkan pati sekitar 16 – 28 % dari bobot total batang sagu yang dimanfaatkan.Sebagian besar material berupa kulit dan ampas terbuang sebagai sisa produk. Ampas sagumerupakan mulsa organik potensial karena cukup tersedia. Ampas sagu mengandung unsurhara yang bermanfaat bagi tumbuhan. Teknik pengolahan sagu yang dilakukan di daerahpenghasil sagu secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga cara yaitu cara tradisional, semimekanik, dan mekanik. Dalam pengolahan sagu masyarakat Distrik Makimi dan Yaromenggunakan alat yang masih sederhana dan berdasarkan pengetahuan yang telah dilakukansecara turun temurun, namun pada beberapa tahapan masyarakat telah menggunakan alat semimekanik. Aksesi yang ditemukan di distrik Yaro dan Distrik Makimi adalah Sagu DuriPanjang, Sagu Duri Pendek dan sagu tidak berduri. Penelitian sagu dilakukan pada DistrikMakimi danYaro menggunakan metode observasi teknik pengolahan yang dilakukanMasyarakat Distrik Makimi dan Distrik Yaro Kabupaten Nabire. Teknik pengolahan masihmenggunakan cara tradisional namun pada proses pemarutan atau penghancuran empulurmenggunakan cara semi mekanik. Dengan produksi per pohon berkisar antara 66,17 kg(MK2)– 431,22 kg (MK1) dengan rata-rata 221,45 kg rendemen pati antara 5,81 % (MK2) -32,80 % (MK3) dengan rata-rata 19,53 %.
Copyrights © 2016