Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan
Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Fapertanak

ETNOBOTANI-LINGUISTIK UBIJALAR (Ipomoea batatas L.) DALAM KEHIDUPAN BERTANI SUKU MEE DI DISTRIK DOGIYAI KABUPATEN DOGIYAI

Masniar Masniar (Staf Pengajar pada Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire)



Article Info

Publish Date
01 Nov 2016

Abstract

Ubijalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu sumber makanan pokok yangpenting sebagai pengganti padi bagi masyarakat suku Mee, ubijalar digunakan sebagai makananpokok manusia dan pakan ternak. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kearifan lokalmasyarakat tentang budidaya dan pemanfaatan ubijalar serta pengaruh program pemerintahterhadap teknik budidaya ubijalar yang dilakukan masyarakat. Penelitian dirancang denganmenggunakan metode deskriptif dengan teknik survei dan observasi lapang. Penentuanresponden menggunakan purposive sampling Dari hasil penelitian di ketahui bahwa aspekaspekteknik budidaya ubijalar yang memiliki nilai kearifan lokal adalah: a) Penyiapan bahantanam; tidak mengambil stek dari tempat lain tetapi dari tempat tertentu dengan tujuan menjagakemurnian aksesi yang mereka budidaya (konservasi), b) Pengolahan tanah; tanah yang diolaholeh responden dilakukan secara minimal untuk mengurangi kerusakan sifat fisik tanah, c)Pembuatan bedengan; arah bedengan mayoritas memanjang utara ke selatan, d) Pemupukan:pupuk yang digunakan berasal dari hasil pembabatan yang berupa rumput dan daun-daun, e)Pembuatan saluran drainase; drainase dibuat cukup dalam agar dapat menampung air dalamjumlah banyak sehingga lahan tidak tergenang karena curah hujan yang tinggi dan f)Pengendalian hama dan penyakit: dilakukan tanpa menggunakan pestisida, g) Panen: dilakukansecara bergilir disesuaikan dengan umur tanaman dengan tujuan menjamin ketersediaan pangan.Belum adanya diversifikasi pemanfaatan ubijalar oleh masyarakat yang dapat meningkatkannilai tambahnya. Saat ini pemanfaatannya hanya terbatas yaitu dibakar, direbus dan digorengserta untuk pakan ternak. Tahapan teknik budidaya yang dilakukan oleh masyarakat sesuaiprogram pemerintah hanya sebesar 27,28% sedangkan tahapan yang dilakukan secaratradisional sebesar 72,72%.

Copyrights © 2016