Abstrak: Tulisan ini berupaya untuk menelisik bagaimana corak penafsiran Muhammad Hussein Thabathaba’i, seorang mufassir kontemporer dari negeri Iran, dalam magnum opusnya, al-Mîzân fî Tafsîr al-Qur’ân mengenai simbol-simbol dari Sabda Tuhan yang terwujud dalam huruf-huruf muqatta’ah dalam al-Qur’an. Dari analisa ini ditemukan bahwa meskipun Thabathaba’i memiliki proyek untuk menafsirkan al-Qur’an dengan pendekatan multi-dimensi, namun dalam prakteknya Thabathaba’i tidak selalu menerapkan semua pendekatan yang disebutkan dalam anak-judul karya tafsirnya itu. Dalam hal huruf-huruf muqatta’ah dalam al-Qur’an, penafsiran Thabathaba’i lebih menitik-beratkan pada pendekatan rawâ’iy, dan ‘ilmiy-fanniy, dan mengesampingkan pendekatan falsafiy, adabiy, târîkhiy, ijtimâ’iy, maupun hadîts yufassiru al-Qur’ân bi al-Qur’ân. Selain mendeskripsikan corak penafsiran Thabathaba’i, tulisan ini juga menyoroti posisinya yang kurang jelas dalam hal apakah huruf-huruf muqatta’ah itu termasuk dalam kategori ayat-ayat muhkamât atau tidak. This paper tries to search the exegesis style of Muhammad Hussein Thabathaba’i, an Iranian contemporary exegete, in his magnum opus al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an about the symbols of God’s words manifested in muqatta’ah characters in the Quran. It is found that even though Thabathaba’i interprets the Quran using multi-dimension, he, in fact, does not always use all approaches mentioned in subtitle of his book. In the case of muqatta’ah characters in the Quran, his interpretation focuses more on rawa’i, and ilmi-fanni approach, and does not use falsafi, adabi, tarikhi, ijtima’i, and hadith yufassiru al-Qur’an bi al-Qur’an. Besides, this paper also analyses his unclear opinion that the muqatta’ah characters are included muhkamat verses or not.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2011