Tulisan ini bertujuan untuk membahas praktik terbaik pemberdayaan ekonomi masjid. Disfungsi masjid merupakan masalah utama dalam studi manajemen masjid dan telah menjadi konsentrasi di Kementerian Agama Republik Indonesia. Toko Baitul Pangan atau Tobatan dianggap eksis di tengah sumber daya yang terbatas melalui strategi kolaboratif. Logika kualitatif digunakan untuk mendukung penelitian ini. Kami menemukan sejarah, manajemen Islam, dan proses membangun kolaborasi. Tobatan lahir melalui perspektif orang dalam. Ini memberikan pengetahuan baru dalam studi masjid yang harus dikembangkan berdasarkan kebutuhan lokal. Selanjutnya, kemampuan Takmir untuk berinovasi menjadi kunci utama dalam mengatur manajemen Tobatan. Mulai dari rekrutmen, keuangan, hingga rantai suplai kolaborasi. Skema Tobatan telah dijelaskan dalam kekuatan nilai-nilai Islam (ta'awun, ifa al-'Aqd, al-'adl, amanah, iman). Selanjutnya, terdapat tiga tahap dalam membangun kolaborasi, yakni penilaian, negosiasi, dan implementasi. Studi ini merekomendasikan pentingnya mempromosikan nilai-nilai Islam dan mengidentifikasi kebutuhan masjid daripada mengikuti tren masa lalu.
Copyrights © 2018