Gel merupakan sediaan topikal setengah padat yang nyaman digunakan karena menciptakan lingkungan lembab, dingin dan daya serap yang baik pada kulit serta mudah dicuci dengan air. Gel ekstrak kulit buah pisang telah terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan luka bakar melalui peningkatan ekspresi VEGF dan kolagen. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi sifat fisik dan uji iritasi gel ekstrak kulit buah pisang. Desain penelitian menggunakan metode eksperimental. Sebanyak empat ekor kelinci, masing-masing kelinci diberi enam perlakuan (basis gel, gel do 12.5%, gel do 25%, gel do 50% dan bioplacenton). Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, tahap pertama pembuatan ekstrak kulit buah pisang, tahap kedua formulasi sediaan gel, tahap ketiga evaluasi sifat fisik dan uji iritasi. Sifat fisik meliputi uji daya sebar, uji daya lekat dan uji pH. Uji iritasi dilakukan dengan mengamati iritasi berupa eritema dan edema selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan daya sebar gel ekstrak berbeda bermakna dengan basis gel dan bioplasenton (p<0.05). Daya lekat gel ekstrak berbeda bermakna dengan basis gel (p<0.05). Uji pH gel ekstrak berbeda bermakna dengan basis gel (p<0.05). Uji iritasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0.05) antar semua perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa kulit kelinci tidak terjadi eritema maupun edema.
Copyrights © 2018